Belakangan ini istilah sociopreneur / sociopreneurship semakin santer terdengar di kalangan generasi milenial.
Istilah yang juga populer dengan sebutan social entrepreneurs ini secara umum bisa dimaknai sebagai agen perubahan, bisa seseorang yang memiliki visi misi kuat maupun seseorang yang mencari perubahan sistematis.
Di Indonesia, ada sejumlah contoh nyata dari seorang social entrepreneurs.
Misalnya, pendiri Kitabisa yaitu Alfatih Timur, penggagas Klinik Asuransi Sampah, Gamal Albinsaid, hingga pencetus Batik Kultur bernama Dea Valencia.
Lantas, seperti apa sih pengertian social entrepreneurs itu sendiri?
Apa Itu Sociopreneur?
Penggambaran Alfatih Timur, Gamal Albinsaid hingga Dea Valencia tentu sedikit banyak memberi Anda pencerahan tentang apa itu sociopreneur.
Istilah sociopreneurship sendiri sebenarnya merujuk pada usaha maupun bisnis yang bukan hanya sekedar mengambil keuntungan saja melainkan ada unsur sosial di dalamnya.
Jadi, bisnis yang dimaksud bukan untuk memperkaya diri sendiri. Akan tetapi, juga diperlukan demi kesejahteraan banyak orang.
Misalnya, para difabel, anak-anak yatim, keluarga kurang mampu dan masih banyak lagi.
Jenis bisnis social entrepreneurs juga begitu beragam. Tentunya sesuai dengan tujuan didirikannya usaha tersebut.
Biasanya, bisnis ini juga berawal dari suatu komunitas. Komunitas yang sudah memiliki omset berlimpah, tentunya membuat pencetus termotivasi untuk melakukan kontribusi terhadap lingkungan sekitar.
Baca juga: Apa Itu Technopreneurship?
Tips Menjadi Sociopreneur
Apakah Anda mulai tertarik untuk menjadi seorang sociopreneur yang mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar?
Jika tertarik, maka cobalah untuk menerapkan beberapa tips berikut guna merealisasikan contoh sociopreneur pada diri Anda sendiri.
Baca juga: 15 Tips Memulai Usaha Sendiri Untuk Pemula
1. Pahami Isu yang Ingin Diangkat
Agar bisnis sosial yang Anda jalani tidak setengah-setengah dan malah tidak berdampak apapun bagi lingkungan masyarakat, maka sebaiknya pahami terlebih dahulu isu yang ingin diangkat.
Tentukan tujuan secara spesifik sebelum memulai bisnis. Pikirkan juga terkait kompetensi dan keterampilan yang dimiliki.
2. Lakukan Riset
Lakukan riset bukan hanya sekadar target pasar saja.
Namun perlu juga melakukan riset social enterprise lain yang kiranya bisa menyasar isu serupa dengan bisnis Anda.
Cari tahu juga bisnis, organisasi maupun asosiasi lain yang kiranya bisa diajak bekerjasama untuk membangun usaha.
3. Jalankan Bisnis Transparan
Jangan lupa jalankan bisnis Anda secara transparan. Hal ini penting demi menghindari adanya krisis kepercayaan dari pihak-pihak yang bekerjasama.
Tentunya sebelum mulai menjalankan bisnis, Anda mesti memiliki pendanaan cukup serta sudah menyeimbangkan profit dan dampak yang akan dituai nantinya.
4. Manfaatkan Platform Digital
Mayoritas pebisnis saat ini masih terpaku dengan platform konvensional untuk menunjang usaha.
Sebaiknya Anda juga memanfaatkan platform digital seperti website dan media sosial agar bisa menjangkau lebih banyak audiens.
Sebagai informasi, online presence atau kehadiran brand di jagat digital terbukti mampu membangun kedekatan yang baik, antara brand dengan para konsumen.
Tidak perlu pusing soal biaya karena Anda bisa membuat website sederhana menggunakan paket hosting murah bulanan dari Qwords yang bisa didapatkan mulai dari Rp 20 ribuan perbulan.
Layanan hosting ini sudah cukup untuk membuat landing page profesional agar bisnis menjadi lebih dikenal.
Manfaat Menjadi Sociopreneur
Memiliki bisnis yang bisa bermanfaat untuk orang sekitar pastinya memiliki kebahagiaan tersendiri, karena bisnis yang sukses adalah bisnis yang bermanfaat untuk orang sekitar.
Berikut beberapa manfaat menjadi seorang sociopreneur:
1. Bermanfaat orang banyak
Pertama, tujuan utama bisnis dibangung tidak hanya untuk mencari keuntungan semata.
Sehingga seorang sociopreneur dituntut selain bisa menghasilkan keuntungan adalah bisa bermanfaat untuk orang banyak.
2. Sosok yang menginspirasi
Kedua, selain bisa bermanfaat kepara orang banyak, menjadi seorang sociopreneur tentunya bisa menjadi sosok yang insporatif.
Hal ini karena semua tindakan berlandaskan pada asas sosial, yaitu keberlangsungan hidup orang banyak.
3. Lebih bertanggung jawab pada lingkungan
Ketiga, bisnis yang berlandaskan sociopreneur akan lebih bertanggung jawab pada lingkungan sekitar.
Karena visi utama dari sociopreneur adalah bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan kepedulian konsumen
Keempat, kepedulian terhadap lingkungan sekitar akhir-akhir ini semakin menurun.
Dengan adanya sociopreneur, para konsumen merasa bahwa barang atau jasa yang mereka beli bisa bermanfaat kepada orang yang membutuhkan.
Jadi konsumen bisa semakin peduli dengan lingkungan sekitar.
5. Mempererat hubungan
Kelima, bisnis yang ada hubungannya dengan sosial tentu memiliki hubungan diluar dari bisnis.
Bisnis yang memiliki hubungan yang kuat dengan konsumen, peluang untuk suksesnya besar.
Contoh Usaha Sociopreneur
Setelah mengetahui pengertian sociopreneur, maka berikutnya Anda perlu tahu contoh usaha sociopreneur dalam dunia nyata.
Usaha social entrepreneur sangat beragam dan berasal dari bidang berbeda. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa contoh nyata dari usaha social entrepreneurs.
- Usaha kerajinan tangan
- Bisnis pertanian
- Bidang kesehatan seperti Klinik Asuransi Sampah
- Usaha mode dan retail
- Bidang energi dan lingkungan seperti Waste4Change
Baca juga: Contoh Peluang Usaha di Desa (Online dan Offline)
Tokoh Sociopreneur
Tidak sedikit contoh sociopreneur di Indonesia yang menginspirasi.
Meskipun dengan latar belakang yang cukup berbeda, akan tetapi tokoh-tokoh berikut tetap saja memiliki tujuan serupa yaitu berkontribusi dalam kesejahteraan sosial demi kemajuan bangsa.
- Gamal Albinsaid merupakan pendiri Klinik Asuransi Sampah. Kiranya usaha tersebut dapat membuat masyarakat kurang mampu memperoleh fasilitas kesehatan menggunakan sampah.
- Alfatih Timur yang merupakan pendiri Kitabisa.com. Usahanya bergerak di bidang penggalangan dana sebagai sarana beramal bagi yang terkena musibah.
- Dea Valencia adalah pendiri Batik Kultur. Lewat usahanya Dea bukan hanya mampu membawa batik ke kancah internasional saja melainkan juga mempekerjakan banyak difabel.
- Azalea Ayuningtyas yaitu seorang pencetus Du’Anyam. Melalui usaha tersebut, Ayu bisa membantu banyak wanita di Flores agar lebih banyak menghasilkan produk kerajinan tangan.
- Agis Nur Aulia yakni pencetus Jawara Banten Farm. Pengusaha ini mampu berkontribusi dalam swasembada pangan dengan merintis usaha peternakan kambing etawa, sapi perah dan domba.
Sifat Sociopreneur
Ada beberapa sifat yang mesti Anda miliki demi menjadi seorang sociopreneur sukses di Indonesia.
Menariknya, justru kriteria sifat social entrepreneurs berikut tidak sedikit yang sudah dimiliki oleh para millennials.
Sehingga akan menjadi sebuah langkah yang jauh lebih mudah.
1. Sifat kolaboratif
Maksud dari sifat kolaboratif adalah Anda perlu bersikap ramah dengan lingkungan di sekitar.
Bukan hanya harus yakin kepada diri sendiri, melainkan juga percaya dengan orang lain.
2. Naluri Berwirausaha Tinggi
Agar menjadi seorang social entrepreneurs sukses, maka harus dipupuk dengan naluri berwirausaha sejak dini.
Tentunya usaha yang mengarah ke kesejahteraan sosial.
Tanpa adanya naluri seperti ini, tentu Anda tidak bisa menjadi social entrepreneurs.
3. Tidak Mudah Menyerah
Demi mewujudkan cita-cita menjadi seorang social entrepreneurs, maka Anda harus peduli terhadap pencapaian prestasi diri sendiri.
Mungkin Anda pernah gagal. Akan tetapi, Anda tentu bisa menemukan titik bangkit. Itulah yang dimaksud dengan social entrepreneur sejati.
Kesimpulan
Menjadi sociopreneur adalah jalan bisnis yang tidak dimiliki oleh semua orang.
Pasalnya, selain harus memikirkan keuntungan perusahaan, karakteristik bisnis seperti ini juga menuntut Anda untuk memperhatikan dampak positif dan juga isu sosial di lingkungan sekitar.
Kendati demikian, bukan berarti konsep bisnis ini tidak bisa dijalankan.
Sudah ada banyak contoh sociopreneurship dari dalam maupun luar negeri yang sukses dengan ide mereka.
Kuncinya adalah konsisten serta memanfaatkan peluang yang ada.
Salah satunya dengan mempopulerkan bisnis secara digital melalui website serta media sosial.
Jadi, apakah sahabat Qwords tertarik menjadi seorang sociopreneurship? Tulis pendapat Anda di kolom komentar ya.
Semoga bermanfaat.