Jordy Prayoga He enjoys creating clear and helpful content. In his free time, he loves to hike.

Subdomain dan Subdirectory: Mana yang Lebih Baik?

4 min read

Gambar perbandingan subdomain dan subdirectory. Pada bagian subdomain bertuliskan blog.namawebsite.com, sedangkan subdirectory namawebsite.com/blog

Ketika ingin membuat website baru atau menambahkan konten secara terpisah, Sahabat Qwords sebenarnya memiliki beberapa opsi; menggunakan subdomain atau subdirectory.

Jika menggunakan subdomain, struktur URL-nya akan menjadi blog.namawebsite.com, sedangkan subdirectory adalah namawebsite.com/blog.

Keduanya kerap ditemui pada website yang ada di internet. Bahkan, Qwords sendiri juga menggunakan salah satunya, yakni subdirectory.

Nah, meski sama-sama dapat memenuhi kebutuhan seperti membuat website baru dan memisahkan konten, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Simak artikel ini agar Anda dapat mengetahui mana yang lebih baik di antara keduanya!

Apa Itu Subdomain?

Subdomain adalah domain tambahan dari domain utama (root domain) website Anda. Bagaimana maksudnya? Jadi, apabila Anda memiliki domain namawebsite.com, maka Anda bisa menambahkan subdomain di depannya menjadi tutorial.namawebsite.com.

Ciri utama subdomain adalah namanya terletak di depan domain utama, dan dipisahkan oleh tanda titik. 

nama subdomain<titik>domain utama<titik>ekstensi domain

Keberadaan subdomain ini bisa dimanfaatkan untuk membuat website baru, atau ketika Anda ingin memisahkan konten dari website utama.

Praktik penggunaan subdomain ini dapat ditemui pada website toko online, misalnya product.namawebsite.com, atau blog.namawebsite.com.

Product adalah nama subdomain dari namawebsite.com, berisikan produk yang dijual pada website tersebut.

Sedangkan blog adalah subdomain yang berisi artikel atau informasi pada namawebsite.com.

Selain itu, ketika Anda ingin membuat website Anda muncul dalam versi bahasa negara tertentu, subdomain juga bisa dimanfaatkan. Contohnya adalah id.namawebsite.com.

Kelebihan Menggunakan Subdomain

  • Mengelola konten jadi lebih mudah

Subdomain memungkinkan pengelolaan konten yang lebih mudah, terutama jika Anda memiliki website dengan berbagai jenis konten atau produk.

Karena terpisah, Anda juga dapat mengatur setiap subdomain tanpa memengaruhi website induk.

  • Optimasi SEO bisa lebih fokus

Dengan subdomain, Anda mengoptimasi setiap bagian dari website Anda secara terpisah.

Hal ini dikarenakan subdomain dianggap sebagai website yang terpisah dari domain induk.

Jadi, Anda bisa menargetkan audiens dengan topik yang berbeda dengan website utama, atau bahkan bersaing dengan website induk pada mesin pencarian.

  • Pengaturan yang lebih fleksibel

Subdomain memungkinkan fleksibilitas dalam mengatur server dan hosting. Bahkan, Anda bisa menggunakan CMS yang berbeda dengan website induk, loh!

Selain itu, hal ini juga tidak menutup kemungkinan untuk Anda menggunakan server yang berbeda pada tiap subdomain.

Kekurangan Menggunakan Subdomain

  • Membutuhkan lebih banyak waktu dan biaya

Semakin banyak subdomain, Anda memerlukan banyak waktu dan biaya untuk mengelolanya, terlebih jika website tersebut berskala besar.

  • Harus memulai strategi SEO dari nol

Karena mesin pencari menganggap subdomain sebagai website terpisah dan baru, maka Anda mesti mengoptimasi SEO dari awal.

Jadi, authority yang sudah terbangun di website induk tidak akan ‘menular’ kepada subdomain.

Hanya saja, secara awareness, subdomain tetap akan mendapatkannya. Tentu hal ini juga sedikit banyak berkaitan dengan waktu dan biaya yang dibutuhkan.

Apa Itu Subdirectory?

Subdirectory atau juga dikenal sebagai subfolder adalah folder yang ada di dalam website utama yang berisikan halaman dan konten tertentu.

Ciri khusus untuk mengidentifikasi subdirectory adalah struktur URL-nya yang memiliki tambahan setelah nama domain, yang terpisah oleh tanda miring, contoh namawebsite.com/blog.

nama domain<titik>ekstensi domain<garis miring>nama subfolder

Contoh subdirectory ini bisa Anda temui milik Qwords, seperti yang sedang Anda kunjungi sekarang ini.

Qwords menggunakan subdirectory dengan nama blog, sehingga struktur URL-nya menjadi Qwords.com/blog.

Untuk konten pada website utama, Qwords menampilkan seluruh produk yang ditawarkan, seperti hosting, domain, hingga server.

Jadi, untuk laman blog, Anda akan menemui banyak informasi mengenai produk dan layanan Qwords.

Kelebihan Menggunakan Subdirectory

  • Authority website masih tergabung dengan domain utama:

Subdirectory biasanya mempertahankan authority SEO website utama. Artinya, peringkat SEO dan authority website yang dibangun juga menguntungkan konten yang berada dalam subdirectory.

Hal ini tentu menjadi keuntungan jika Anda ingin mempertahankan peringkat SEO di seluruh website Anda. Atau dengan kata lain, Anda tidak perlu menerapkan SEO dari nol.

  • Pengelolaannya lebih sederhana:

Pengelolaan konten dalam subdirectory relatif lebih sederhana dibandingkan dengan subdomain karena semuanya termasuk dalam satu domain utama.

Sahabat Qwords juga tidak perlu memverifikasi (Google Search Console) setiap subdirectory secara terpisah, seperti yang harus Anda lakukan ketika subdomain.

  • Struktur URL yang Konsisten:

Subdirectory membantu Anda mempertahankan struktur URL yang konsisten, sehingga mudah dimengerti baik oleh pengguna dan mesin pencari.

Kekurangan Menggunakan Subdirectory

  • Sulit untuk menargetkan kata kunci yang spesifik

Subdirectory memiliki beberapa keterbatasan dalam penargetan kata kunci yang sangat spesifik.

Jadi, bila Anda memiliki banyak konten yang sangat berbeda (niche) dan ingin fokus pada kata kunci yang berbeda, subdomain mungkin lebih cocok.

Misalnya, Anda sudah telanjur memiliki konten mengenai sepatu, lalu ingin meargetkan kata kunci pada topik teknologi, hal ini akan sulit.

Sebab, authority yang telah Anda miliki adalah pada topik sepatu, bukan teknologi.

Subdomain dan Subdirectory, Mana yang Lebih Baik?

Jawabannya: tergantung. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penggunaan subdomain dan subdirectory tergantung pada tujuan dan struktur konten

Namun, kami akan memberikan beberapa contoh kondisi yang bisa Anda gunakan sebagai acuan dalam menentukannya.

A. Memilih Subdomain

1. Ketika Anda Memiliki Website yang Berbeda

  • Blog: Jika Anda memiliki website bisnis dan ingin memiliki blog yang berdiri sendiri dengan fokus dan tampilan yang berbeda, Anda dapat menggunakan subdomain seperti “blog.namawebsite.com.”
  • Forum atau Komunitas: Ingin memiliki forum atau komunitas yang terpisah dari website utama? Anda bisa menggunakan”forum.namawebsite.com.”
  • Menargetkan Wilayah atau Bahasa yang Berbeda: Jika Anda memiliki bisnis internasional dan ingin menyediakan konten dalam beberapa bahasa atau untuk wilayah yang berbeda, subdomain seperti “id.contoh.com” untuk versi dalam bahasa Indonesia, atau “uk.contoh.com” untuk pengguna di Inggris bisa menjadi pilihan ideal.

2. Ketika Anda Memiliki Tim yang Terpisah

Punya tim yang khusus mengelola dan mengembangkan konten dengan topik yang berbeda, misalnya website berita? Jika iya, penggunaan subdomain memungkinkan manajemen yang lebih terpisah. Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan solo.websiteberita.com untuk dikelola tim yang berasal dari solo, dan seterusnya. 

3. Apabila Mebutuhkan Server/Hosting yang Berbeda

Apabila konten dalam subdomain memerlukan server atau hosting yang berbeda, subdomain adalah pilihan yang tepat.

B. Memilih Subdirectory

1. Memiliki Konten yang Berkaitan dengan Website Utama

Jika konten dalam subdirectory berhubungan relevan dengan website utama, dan Anda ingin mendapatkan authority SEO darinya, subdirectory bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Contoh:

  • Blog: Anda dapat menggunakan subdirectory seperti “namawebsite.com/blog.
  • Kategori Produk dalam Situs E-Commerce: Dalam website e-commerce, subdirectory bisa digunakan untuk mengorganisasi kategori produk, misalnya “namawebsite.com/produk/elektronik.

2. Jika Ingin Konsisten Mempertahankan Struktur URL

Subdirectory membantu Anda mempertahankan struktur URL yang lebih konsisten, sehingga bisa lebih mudah dimengerti oleh pengguna dan mesin pencari. Ibaratnya, pengunjung akan lebih mudah mengingat namawebsite.com/blog dibandingkan blog.namawebsite.com.

3. Ketika Ingin Mengelola Konten Secara Terintegrasi

Subdirectory cocok digunakan jika Anda ingin mengelola konten website secara terpusat tanpa harus memisahkannya secara signifikan.

Jadi, Mana yang Anda Pilih?

Demikianlah ulasan perbandingan mengenai subdomain dan subdirectory, beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Sampai di sini, Sahabat Qwords bisa mempertimbangkan untuk memilih subdomain maupun subdirectory sesuai dengan kebutuhan Anda.

Tentukan pilihan Anda sekarang juga! Jika menemui kesulitan, jangan ragu untuk bertanya melalui kolom komentar di bawah ini, ya!

Jordy Prayoga He enjoys creating clear and helpful content. In his free time, he loves to hike.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *