Dahulu, pengembangan bisnis ditempuh dengan cara memaksimalkan hal-hal teknis seperti faktor harga, strategi marketing, kualitas layanan, dan yang lainnya.
Tetapi memasuki era industri 4.0 hal-hal teknis tersebut tidak cukup untuk menjamin perkembangan suatu perusahaan dari kompetitornya.
Sehingga pelaku bisnis harus menerapkan budaya customer centric seperti teknik story telling dengan tujuan menawarkan keuntungan tidak hanya keuntungan fisik, tetapi juga non-fisik.
Salah satu yang sudah sangat populer dan banyak diterapkan adalah strategi psikologi harga. Anda akan sering menemukan label harga bertuliskan nominal yang tidak bulat misalnya Rp 6.900,- atau Rp 27.900,-.
Hal ini demi meningkatkan ketertarikan pembeli dimana angka 6 pada label Rp 6.900,- akan terkesan lebih sedikit atau murah dibandingkan dengan angka 7 jika label harga dituliskan Rp 7.000,-.
Baca juga: Manfaat Email Colaboration Untuk Menunjang Aktivitas Bisnis
Selain menerapkan strategi psikologi harga, langkah yang bisa ditempuh untuk menawarkan keuntungan non-fisik kepada pelanggan adalah dengan membangun engagement yang kuat antara brand dan konsumen.
Salah satu taktik yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan story telling untuk bisnis.
Pengertian Story Telling
Story telling untuk bisnis diartikan sebagai sebuah metode penyampaian pesan atau informasi secara lebih menarik dengan tujuan mengubah perasaan audiens.
Jika Anda dan kompetitor menawarkan produk dengan harga dan manfaat fisik yang sama, Anda harus mampu memunculkan keunggulan kompetitif atau keuntungan lebih yang bersifat non-fisik kepada pelanggan agar produk atau layanan Anda lebih dipilih.
Bagi seorang content writer misalnya, dibutuhkan kemampuan yang baik tentang menulis dan menggambarkan suasana untuk menarik perhatian audiens.
Selain itu, ia juga harus mampu merangkai kata-kata yang mampu menyentuh konsumen.
Cerita yang dihadirkan tidak harus panjang dan kompleks, story telling singkat tetapi relevan dengan keadaan pelanggan akan lebih besar dampaknya.
Baca juga: Alasan Pentingnya Website untuk Bisnis Tahun 2022
Cara Membuat Story Telling
Agar bisa unggul dibandingkan dengan kompetitor, Anda harus membangun kedekatan melalui proses branding yang akan dilakukan.
Berikut beberapa cara membangun story telling untuk bisnis yang efektif :
1. Pilih Nama Yang Tepat
Pemilihan nama sebagai identitas utama merupakan suatu hal yang penting.
Jika nama perusahaan Anda sudah paten dan tidak bisa diotak-atik, maka tentukan nama brand yang menarik serta mudah diingat oleh konsumen.
Selain itu, nama yang dipilih hendaknya menyimpan arti atau cerita tersendiri yang membuat konsumen penasaran sehingga nama tersebut akan lebih diingat dibandingkan kompetitor.
2. Gunakan Gaya Penceritaan Yang Menarik
Konsumen pada umumnya tidak hanya tertarik pada sebuah fakta yang diceritakan secara informatif, karena hal tersebut akan terkesan membosankan.
Anda harus mengemas informasi tersebut menjadi sebuah cerita agar lebih menarik dibaca atau dilihat.
Anda dapat menambahkan unsur ilustrasi gambar, video, audio, dan bentuk menarik lainnya.
3. Berikan ‘Good Experience’ Kepada Pelanggan
Ketika seorang konsumen puas dengan produk atau layanan Anda dan menuliskannya di kolom review, maka disinilah story telling berjalan tanpa Anda harus membuatnya.
Oleh karena itu, selalu perhatikan kualitas dan jika terjadi komplain dari customer usahakan untuk menanganinya dengan cepat dan tepat.
4. Masukkan Unsur Personal
Cara membuat story telling untuk bisnis terbaik adalah dengan memasukkan unsur personal.
Misalnya dengan memasukkan unsur latar suasana yang relevan dengan keadaan pelanggan entah pesta rakyat, bencana banjir, atau hari ulang tahun pelanggan.
5. Hindari Penggunaan Fake Claim
Dalam menyusun pesan yang akan dikomunikasikan kepada pelanggan, hindari untuk menggunakan claim yang ekstrim apalagi palsu.
Gunakan claim yang memang benar Anda bisa berikan kepada pelanggan melalui produk atau layanan Anda.
Sampaikan sesuai keadaan dan jangan dilebih-lebihkan karena hal tersebut justru akan menjadi boomerang yang menyerang bisnis Anda dimasa yang akan datang.
6. Urutkan Iklan Menjadi Sebuah Cerita
Salah satu teknik membuat story telling yang bisa dijadikan inspirasi adalah membuat sekuel iklan atau iklan yang yang saling berhubungan.
Teknik ini cocok dipakai ketika Anda menjalankan marketing campaign jangka panjang, misalnya dalam 1 tahun.
Baca juga: Membahas Tentang Konsep Pemasaran Dalam Bisnis
7. Manfaatkan Website dan Media Sosial
Media sosial sebagai media interaksi dengan konsumen, membuat platform ini sangat efektif untuk brand berbagi cerita kepada pelanggannya.
Engagement yang akan diciptakan juga akan lebih kuat dimana kontinuitas cerita lebih mudah dijaga.
Kendati demikian, peran media sosial saja tidak cukup.
Anda juga harus mengelola calon konsumen yang datang dari mesin pencari, dengan cara membuat website perusahaan yang dilengkapi nama domain dan layanan cloud hosting berkualitas prima.
Tak perlu pusing, saat ini harga domain sudah sangat terjangkau, bahkan jika Anda membeli paket Business Cloud Hosting dari Qwords.com di dalam fiturnya sudah tersedia satu buah domain .COM gratis tanpa biaya ekstra.
Contoh Story Telling
Sudah banyak perusahaan atau brand yang menggunakan teknik story telling untuk bisnis agar lebih unggul dibandingkan kompetitornya. Salah satu contoh story telling pendek pernah dilakukan oleh Zappos.
Suatu ketika terdapat pelanggan yang memesan sepatu tetapi sampai waktu yang ditentukan, produk tersebut belum sampai kepada pelanggan tersebut. Lantas, pelanggan tersebut menyampaikan keluhan kepada Zappos.
Zappos kemudian menindaklanjuti keluhan tersebut dengan cepat. Zappos mengganti atau mengirimkan ulang produk sepatu yang dipesan kepada pelanggan, dan memberinya kartu pelanggan VIP.
Sehingga pelanggan tersebut yang awalnya kecewa justru merasa sangat puas dan membagikan ceritanya pada kolom review.
Itulah beberapa hal terkait story telling untuk bisnis yang harus diketahui. Kesimpulannya adalah story telling penting untuk memberikan keuntungan kompetitif dibandingkan dengan kompetitor.
Sehingga engagement antara brand dan konsumen lebih kuat dan pada giliran selanjutnya akan meningkakan penjualan serta meningkatkan loyalitas konsumen.
Lantas, Apakah Anda sudah siap memanfaatkan konsep ini?
Jangan lupa klik bagikan atau meninggalkan jejak dikolom komentar jika ada pertanyaan yang ingin disampaikan.
Semoga bermanfaat.