Email marketing, tanpa diragukan lagi, merupakan salah satu marketing tool yang paling berharga bagi sebuah perusahaan. Sebagaimana dirilis oleh Data & Marketing Association (DMA), email marketing bahkan mempunyai Return on Investment (ROI) dengan rata-rata $42. Dengan kata lain, Anda bisa berharap kalau setiap $1 yang Anda investasikan untuk email marketing akan menghasilkan $42. Menarik bukan?
Tapi menerapkannya tentu tidak semudah membalikan telapak tangan. Faktanya, Anda akan berkompetisi dengan jutaan email setiap harinya. Belum lagi, ada kemungkinan juga jika email Anda tidak masuk ke inbox, namun ke spam folder. Nah untuk membantu Anda mengatasinya, artikel ini akan membahas beberapa penyebab spam email serta tips jitu untuk mencegahnya. Mari pelajari!
Penyebab Spam Email dan Tips Jitu Mencegahnya?
Tahukan Anda jika setelah menekan tombol kirim, email Anda akan melewati beberapa proses sebelum sampai ke penerima. Beberapa email mungkin akan diblokir oleh gateway karena mengandung konten yang tidak relevan, mempunyai reputasi yang buruk, atau engagement yang rendah.
Setelah melewati gateway pun, email Anda harus melewati filter lanjutan. yang pada akhirnya akan menentukan apakah email Anda akan dimasukan ke kotak masuk atau malah folder spam.
Ada beberapa faktor yang bisa jadi penyebab utama mengapa email Anda masuk ke spam folder, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tidak Memiliki Izin untuk Menghubungi Penerima
Saat ini, banyak negara di dunia sudah memberlakukan regulasi terkait email. Amerika Serikat, misalnya, mempunyai CAN-SPAM Act yang diantaranya mengatur standar pengiriman email komersial bagi sebuah perusahaan. Indonesia juga memberlakukan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang juga mengatur tentang email.
Artinya, Anda tidak bisa sembarangan mengirimkan email komersial kepada pelanggan, dan harus memperoleh izin terlebih dahulu dari mereka. Oleh karena itu, salah satu praktek yang sebaiknya dihindari adalah membeli daftar email dari pihak lain. Selain berpotensi menyebabkan email Anda dianggap sebagai spam, Anda juga bisa terjerat denda karena telah melanggar aturan.
Solusi terbaik untuk mencegahnya adalah dengan memasang optin form, newsletter, atau email subscription di website Anda. Dengan cara ini, Anda telah memastikan bahwa pelanggan bersedia masuk ke dalam daftar email Anda dan berkeinginan untuk menerima email dari Anda. Nah, adapun contoh optin form adalah sebagai berikut.
2. IP Address yang Anda Gunakan Masuk ke Daftar Hitam
IP address juga bisa jadi salah alasan mengapa email Anda dianggap sebagai spam. Ada beberapa kemungkinan yang bisa membuat alamat IP Anda masuk ke blacklist. Pertama, Anda menggunakan layanan email marketing dan berbagi IP address dengan pengguna lain. Nah sayangnya, jika ada salah satu pengguna terdeteksi mengirimkan spam email, pengguna lain pun akan terkena imbasnya.
Itulah mengapa memilih layanan email marketing yang reliabel dan mempunyai reputasi baik adalah sebuah keharusan. Pastikan juga bahwa layanan yang Anda pilih memberlakukan prosedur dan regulasi yang ketat dalam mencegah spam, serta memelihara seluruh IP addresses-nya dengan maksimal. Nah untuk mengetahui reputasi IP yang Anda gunakan, Anda bisa memanfaatkan online tool seperti IP and Domain Reputation Center dari Cisco.
Kemungkinan kedua adalah, Anda mempunyai alamat IP baru dan belum cukup terbangun reputasinya. Ya, jadi ada baiknya selalu melakukan warming up atau pemanasan dulu ketika menggunakan IP baru. Solusinya, jangan mengirimkan email terlalu banyak hingga IP Anda mempunyai reputasi yang baik.
Baca Juga: Strategi Memanfaatkan Email Marketing
3. Tidak Mencantumkan Unsubscribe Link
Setiap perusahaan pasti ingin mempertahankan banyaknya jumlah email list-nya, agar semakin banyak prospek yang menerima informasi atau penawaran terkini. Tapi bukan berarti Anda akan menghapus unsubscribe link atau opt-out link dari email Anda. Selain menyalahi aturan, meniadakan links tersebut juga bisa jadi penyebab mengapa email Anda ditandai sebagai spam.
Kita bisa memposisikan diri kita sebagai penerima email. Adakalanya kita merasa tidak membutuhkan kiriman email lagi dari suatu perusahaan, atau malah merasa terganggu dengan banyaknya email yang diterima. Dengan adanya unsubscribe link atau opt-out link, kita bisa menginformasikan bahwa kita tidak ingin menerima email dari perusahaan tersebut. Tapi jika tidak tersedia link, ada kemungkinan jika kita menandainya sebagai spam bukan?
4. Konten Email Terjerat Filter
Teks yang Anda tulis juga akan menentukan apakah email Anda masuk ke inbox atau spam. Ingat, platform seperti Gmail dan Yahoo memberlakukan filter yang ketat terhadap isi konten Anda. Oleh karena itu, hindari lah menulis kata-kata yang dianggap sebagai spam seperti click here, order now, dan special promotion. Untuk melihat daftar lengkapnya, Anda dapat mempelajari daftarnya dalam artikel bertajuk email SPAM trigger words yang ditulis oleh HubSpot.
Baca Juga: Panduan Lengkap Email Marketing Untuk Bisnis
5. Email Subscriber Anda Tidak Aktif
Email Anda juga bisa terjerat spam filters jika secara terus menerus mengirimkan pesan ke subscriber yang tidak aktif. Nah, ketidakaktifan ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, subscriber mungkin saja salah menuliskan alamat emailnya. Untuk mengatasinya, ada berbagai langkah yang bisa Anda terapkan, seperti:
- Menyiapkan kolom tambahan agar subscriber menulis alamat email dua kali
- Mengaktifkan social logins sehingga subscriber mendaftar atau masuk dengan akun media sosial mereka
- Mengirim optin email agar subscriber melakukan verifikasi akun
Kemungkinan lainnya adalah, email yang ditulis subscriber memang sudah tidak aktif lagi atau jarang digunakan. Untuk mengatasinya, cobalah cek, bersihkan, dan perbaharui email list Anda secara berkala. Kabar baiknya, Anda bisa memanfaatkan layanan email cleaning service—seperti ZeroBounce, MailboxValidator, Email Checker, NeverBounce, dan Xverify.
6. Konten Anda Mengandung Banyak Typo
Jangan remehkan juga seberapa besar efek typo (salah ketik) terhadap email Anda. Apalagi spam filters juga dibekali dengan kemampuan untuk mendeteksi adanya kesalahan ejaan dalam konten Anda. Selain ejaan, hindari juga kesalahan grammar; terutama jika Anda yang menulis email dalam Bahasa Inggris.
Untuk mencegahnya, gunakan online tool seperti Grammarly agar email Anda terbebas dari kesalahan ejaan dan grammar.
Kesimpulan
Sekarang Anda tentunya telah memahami beberapa faktor yang menyebabkan email Anda ditandai sebagai spam. Tak hanya itu, Anda juga sudah belajar berbagai cara untuk mencegahnya. Jika hal-hal tersebut belum juga mengatasi kendala Anda, coba perhatikan aspek-aspek lain, seperti:
- Format email — ketahui format mana yang paling diminati audiens Anda, apakah plain text, rich text, atau HTML.
- Subjek/Headline Email — buat subjek atau headline yang menarik untuk meningkatkan open rates, read rates, serta engagement rates.
- Informasi Pengirim — pastikan Anda menulis informasi pengirim yang akurat. Anda juga perlu menuliskan informasi alamat fisik kantor Anda dalam body email.
Dan solusi terbaik adalah, pilihlah layanan email marketing yang menawarkan fitur handal dan menjanjikan—seperti spam testing, automations, list management—sehingga kampanye Anda bisa dijalankan secara lebih optimal dan menghasilkan ROI yang diharapkan.
Selanjutnya, jangan lupa update terus pengetahuan Anda mengenai dunia digital marketing, bisnis online, hosting, domain, dan topik-topik menarik lainnya di blog Qwords.com.
Selamat belajar!