Saat ini, kebutuhan akan server yang andal dan fleksibel menjadi semakin krusial, baik untuk bisnis maupun perusahaan.
Untungnya, Anda punya alternatif terbaik dengan VPS yang muncul dengan segala kelebihan yang ditawarkannya.
Seperti yang telah diketahui, dengan VPS, Anda seperti mendapatkan bagian eksklusif dari sebuah server fisik dan seolah-olah memiliki server pribadi Anda sendiri.
Namun, di balik itu, terdapat sejumlah teknologi virtualisasi yang membedakan kinerja dan fleksibilitasnya.
Nah, dua di antara teknologi yang paling populer adalah OpenVZ dan KVM. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan antara keduanya, sehingga Anda bisa memilih VPS yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik Sahabat Qwords. Yuk, disimak baik-baik!
Apa Itu VPS OpenVZ?
VPS OpenVZ adalah salah satu teknologi virtualisasi yang memungkinkan sebuah server fisik dibagi menjadi beberapa server virtual hanya pada tingkat sistem operasi.
Ini artinya, semua VPS yang dibuat menggunakan virtualisasi OpenVZ saling berbagi pada satu kernel Linux yang sama.
Hal ini membuat VPS OpenVZ sangat efisien dalam penggunaan sumber daya.
Namun, karena berbagi kernel, OpenVZ hanya dapat menjalankan sistem operasi berbasis Linux.
Dan, karena menggunakan kernel yang sama pula, ketika ada satu VPS yang mengalami kendala, maka yang lain juga akan terdampak.
Untuk mengetahui bagaimana performa dan kualitas secara umum yang dimiliki VPS berbasis OpenVZ, ada baiknya jika Anda menyimak kelebihan dan kekurangannya berikut ini
Kelebihan OpenVZ
Adapun kelebihan yang ditawarkan oleh VPS dengan virtualisasi OpenVZ, antara lain:
- Efisien: Karena berbagi kernel, OpenVZ sangat efisien dalam penggunaan resource atau sumber daya server.
- Kustomisasi: Anda bisa melakukan kustomisasi pada VPS OpenVZ sesuai dengan kebutuhan, seperti mengubah jumlah CPU, RAM, atau jumlah penyimpanan. Lebih jauh, beberapa konfigurasi yang Anda lakukan pada VPS jenis ini juga dapat berjalan tanpa memerlukan restart. Keren, ‘kan?
- Harga Terjangkau: VPS OpenVZ umumnya lebih terjangkau dibandingkan dengan teknologi virtualisasi lainnya, seperti KVM, mengingat teknologi yang diusung juga tidak serumit dan secanggih KVM. Ada harga, ada rupa.
Kekurangan OpenVZ
Sementara itu, ini adalah beberapa kekurangan VPS openVZ yang perlu Anda pertimbangkan:
- Pilihan OS yang Terbatas: OpenVZ hanya dapat menjalankan sistem operasi berbasis Linux karena menggunakan satu kernel inti saja.
- Degradasi Performa: Ketika pengguna VPS lain menggunakan resource yang berlebihan atau mengalami suatu kendala, Anda juga akan ikut terdampak. Konsep ini cukup mirip dengan yang ada pada shared hosting.
- Performa yang Masih Kalah dengan KVM: Meski efisien secara penggunaan resource, tampaknya hal itu belum membuat performanya baik. Sebab, performanya tidak dapat diatur secara mandiri karena tidak menggunakan kernel secara terpisah.
Apa Itu VPS KVM?
Setelah Anda mengetahui VPS OpenVZ, mari kita beralih ke VPS KVM. Jadi, KVM memiliki akronim Kernel-based Virtual Machine, yakni virtualisasi yang dapat melakukan pembagian satu server fisik menjadi beberapa server virtual hingga ke tingkat kernel,
Menariknya, masing-masing server virtual juga memiliki kernel baru. Karena itu, setiap server virtual memiliki virtual machine monitor (VMM) sendiri yang mengelola sumber daya hardware secara langsung.
Alhasil performa yang dihasilkan akan jauh lebih maksimal, bahkan dapat mendekati performa dedicated server, lo!
Jika Anda tadi membaca bahwa OpenVZ hanya menggunakan satu kernel induk dan membuatnya hanya bisa memakai OS berbasis Linux, maka tidak dengan KVM.
Sebab, Anda bisa menginstal berbagai jenis OS selain Linux. Hal ini tentu menjadi poin plus yang pastinya banyak dibutuhkan oleh pengguna.
Kelebihan KVM
Simak beberapa kelebihan VPS dengan teknologi KVM berikut ini:
- Fleksibel dalam Memilih OS: Karena memiliki kernel sendiri, KVM mendukung berbagai sistem operasi, tidak hanya Linux. Anda dapat menjalankan OS Windows atau sistem operasi lainnya pada VPS KVM.
- Dedicated Resource: Lagi-lagi, adanya kernel pada server virtual KVM dapat mengelola resource secara terdedikasi. Performa yang dihasilkan pun jauh lebih optimal dan stabil dibandingkan virtualisasi yang lain, seperti OpenVZ.
- Mampu Menampung Traffic yang Tinggi: VPS KVM yang ditenagai dedicated resource mampu menampung jumlah traffic yang tinggi. Ini sangat cocok bagi para pengelola website yang punya banyak pengunjung.
Kekurangan KVM
Meski dari beberapa aspek lebih unggul dibandingkan OpenVZ, VPS KVM tetap memiliki beberapa kekurangan. Berikut ulasannya:
- Membutuhkan Resource lebih Besar: Karena setiap VPS memiliki kernel sendiri, KVM membutuhkan sumber daya server yang lebih besar ketimbang OpenVZ.
- Konfigurasi lebih kompleks: Konfigurasi KVM umumnya lebih kompleks dibandingkan OpenVZ, terutama jika Anda ingin melakukan kustomisasi yang mendalam. Jadi, Anda butuh kemampuan dalam pengelolaan server dengan baik ketika memutuskan untuk menggunakannya.
- Harganya Lebih Mahal: Dengan serangkaian teknologinya yang kompleks namun canggih, ini memengaruhi harga jual VPS KVM. Dibandingkan VPS OpenVZ, misalnya, harga VPS KVM tentunya lebih tinggi.
Perbedaan VPS OpenVZ dan KVM
Berdasarkan pemaparan mengenai dua jenis virtualisasi VPS di atas, bisa disimpulkan bahwa pemilihan antara OpenVZ dan KVM tergantung pada kebutuhan.
Jika Anda memprioritaskan biaya dan kemudahan penggunaan, OpenVZ adalah pilihan yang baik. Namun, jika keamanan, fleksibilitas, dan kinerja adalah prioritas utama, KVM adalah pilihan yang lebih tepat.
Atau, Anda masih bingung dengan keduanya? Tenang, kami akan memberikan gambaran mengenai perbedaan VPS OpenVZ dan KVM dalam versi yang lebih ringkas berikut ini.
Aspek |
OpenVZ |
KVM |
Virtualisasi | Tingkat sistem operasi (berbagi kernel) | Tingkat perangkat keras (masing-masing VPS memiliki kernel sendiri) |
Fleksibilitas Sistem Operasi | Hanya Linux | Mendukung berbagai sistem operasi (Linux, Windows, dll.) |
Kinerja | Efisien dalam penggunaan sumber daya, tetapi kinerja mungkin terpengaruh jika ada VPS lain yang mengalami beban berat | Umumnya menawarkan kinerja yang lebih baik karena isolasi yang lebih kuat |
Kemudahan Konfigurasi | Mudah dikonfigurasi | Konfigurasi bisa lebih kompleks karena kontrol yang lebih mendalam terhadap perangkat keras |
Biaya | Lebih terjangkau | Lebih mahal karena membutuhkan sumber daya yang lebih besar |
Contoh Penggunaan | Hosting website, server game sederhana | Server produksi, pengembangan aplikasi, hosting website, hingga virtualisasi desktop, server game, tunneling |
Nah, itulah tadi beberapa perbedaan VPS OpenVZ dan KVM yang bisa Anda pelajari.
Keduanya hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sesuaikan kebutuhan Anda untuk dapat memilih VPS yang tepat.
Jika sudah mengetahui harus memilih VPS yang mana, pastikan juga bahwa Sahabat Qwords mendapatkan layanan VPS dari penyedia yang berkualitas.
Sebab, masalah utama ketika menggunakan layanan VPS adalah uptime yang dihasilkan. Jangan sampai tergiur dengan VPS murah, tetapi tidak menjamin uptime yang tinggi.
Sebagai penutup, kami akan merekomendasikan layanan VPS Indonesia berkualitas dari Qwords.com!
Terdapat tiga layanan VPS yang ditawarkan, mulai dari VPS KVM SSD; Fleksibel VPS (bayar sesuai penggunaan); dan VPS High Compute.
Khusus untuk VPS KVM, Sahabat Qwords bisa mendapatkannya mulai dari Rp75 ribu per bulannya, dengan penyimpanan lega sebesar 25 GB. Pelajari paket VPS KVM Qwords melalui tautan berikut ini.