Qwords Test #1: OpenLiteSpeed, Sebuah Alternatif?

1 min read

OpenLiteSpeed, sebuah alternatif

Di era dimana semua interaksi dialihkan via online, sebuah website membutuhkan server, CMS, serta webserver yang optimal untuk menampung pengunjung yang jumlahnya terus meningkat. Beragam solusi ditawarkan, namun dari semua solusi yang ada, semua biasanya berpusat pada 3 webserver yang paling banyak digunakan, yaitu Apache, Nginx, dan Litespeed. Dari 3 webserver tersebut, hanya Litespeed yang menyediakan versi Premium dan sumber-terbuka (open-source).  Apache dan Nginx tidak menyediakan versi premium dari masing-masing produk mereka, namun mereka menyediakan versi dukungan berbayar.
Full load CPU

Litespeed yang bersifat sumber-terbuka dan gratis ini dikenal dengan nama OpenLitespeed. Pada Qwords Knowledge Base terdapat artikel mengenai installasi OLS pada Centos 6. Tutorial yang cukup tua (rilis 2014) mengingat saat ini sudah Centos 8. Sahabat Qwords bisa mencoba mengikuti tutorial diatas jika penasaran, namun kami tidak rekomendasikan atas alasan sebelumnya.

Spesifikasi

Dan pada tulisan kali ini, kita tidak akan membahas bagaimana cara memasang OLS pada server Centos 8 ataupun sistem operasi lainnya. Tutorialnya dapat dicek langsung pada situs OpenLiteSpeed. Artikel ini akan lebih fokus ke bagaimana konfigurasi OLS yang mungkin optimal pada CMS WordPress, termasuk hasil tesnya. Untuk server pengujian, kita menggunakan spesifikasi sekelas SC2/VC2.

CPU 1 Core
RAM 2 Gb
Disk 20 Gb
Sistem Operasi Centos 7
Versi OLS 1.6.18
Versi PHP 7.4

Terdapat alasan khusus mengapa menggunakan RAM hanya sebesar 2 Gb. Karena pada pengujian ini, website WordPress-nya kosong, installasi baru dan tidak terdapat konten, kecuali konten bawaan hello world. Pemakaian RAM tidak akan ada perubahan apabila website nya kosong. OLS dipasang dengan perintah –wordpressplus tes di lakukan menggunakan situs loader.io. SSL menggunakan Lets Encrypt. Tidak terdapat perubahan pada plugin LiteSpeed Cache yang ada di WordPress serta konfigurasi pada OLS nya sendiri (max worker, buffer, dll).

Tes 1: Client per Second

Tes 1 menggunakan skema 1.000, 5.000, dan 10.000 pengunjung/detik selama 1 menit.

5000 klien/detik

Tes 10.000 pengunjung/detik tidak dapat dilakukan karena timeout sudah sangat tinggi. Saat dilakukan tes hingga 5000 klien/detik, respon dari website menaik drastis hingga menyentuh 11 detik!

Tes 2: Maintain Client Load

Tes ini menggunakan skenario “Bagaimana kondisi server selama X menit apabila terdapat sejumlah X pengunjung hingga Y pengunjung terkoneksi”

Jika kita melihat timeout maka <1% pengunjung mengalami timeout. Sebuah angka yang sangat bagus. Namun dengan lama waktu akses bisa sampai 17 detik, angka <1% diatas tidak ada artinya.

Apabila kita perhatikan, kenaikan waktu akses rata-rata mulai terjadi pada detik ke 20, dimana pengunjungnya sudah mulai berada di angka 1600-1700 klien/detik. Hal yang sama juga terjadi dengan tes 10000 klien.

Dari sini kita bisa ambil sebuah kesimpulan sangat kasar, yaitu 1 Core VPS SC/VC dapat menampung 1600-1700 klien/detik menggunakan OLS. Tentu saja, angka diatas dapat berubah drastis apabila website yang dites adalah website yang penuh dengan konten, atau sudah dilakukan tweaking pada OLS dan WordPress nya.

Tes 3: Hancurkan!

Sekarang, bagaimana dengan 2 core VPS? 4 Core VPS? Bagaimana jika kita melakukan tweaking pada OLS seperti menambah jumlah worker, MMAP, buffer, dan sebagainya? Bagaimana jika kita menambahkan konten seperti artikel dengan gambar atau video? Jika sahabat Qwords penasaran dan ingin tahu, tunggu artikel berikutnya dari kami. (Spoiler alert! 4 Core VPS + OLS & WP Tweaking = mantap jiwa)

Atau, mungkin sahabat Qwords ingin mencoba sendiri?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *