Sosial media seakan tak bisa dipisahkan dari kehidupan generasi sekarang di seluruh dunia. Akan selalu ada ribuan story, feed, snap, atau cuitan-cuitan baru di setiap waktunya ketika menyinggung sosial media.
Efek dari penggunaan media sosial memang tidak selalu buruk. Namun yang berbahaya adalah jika pengguna media sosial tidak bisa melakukan kontrol terhadap tindakan atau ucapannya di platform online tersebut.
Walaupun sebenarnya sudah diberlakukan UU ITE yang berlaku untuk semua lapisan pengguna media sosial, tetap saja hal itu kurang efektif. Diperlukan tindakan cerdas dan pelaksanaan etika bersosial media dari semua user agar tercipta suasana kondusif dalam bermedia online.
Apa Saja Etika Bermedia Sosial?
Kebebasan yang dimiliki oleh generasi sekarang dalam bermedia sosial jika tidak dibarengi dengan etika yang baik pastinya akan merusak moral. Etika yang dikesampingkan akan membuat orang semena-mena dan berani melanggar hak asasi orang lain.
Etika adalah sebagai nilai, norma, dan juga sekumpulan aturan yang digunakan untuk mengendalikan tindak tanduk seseorang. Selanjutnya, etika mampu digunakan sebagai parameter benar-salahnya tindakan seseorang dalam lingkup masyarakat.
Berikut ini etika bersosial media yang harus diketahui oleh para pengguna sosial agar tidak terjadi pelanggaran :
1. Etika dalam penyampaian pendapat
Media sosial merupakan sebuah tempat dimana orang bebas berekspresi dan menyampaikan pendapat. Pengguna media sosial bebas melihat kegiatan atau konten yang dibagikan pihak lain. Mereka juga bebas menorehkan pendapat secara tertulis tentang apa yang mereka konsumsi.
Apabila kebebasan dalam berpendapat ini dilanggar, maka pengguna bisa mendapatkan sanksi atas perbuatannya. Terlebih lagi jika yang mereka singgung merupakan orang yang berkuasa dan memiliki kekuatan mengendalikan hukum.
Hendaknya etika bersosial media diterapkan terutama yang berkaitan dengan pengungkapan pendapat. Hati-hati dalam menulis komentar dan mengungkapkan pendapat pribadi. Karena komentar bisa dijadikan sebagai boomerang jika disalahgunakan.
Baca juga : Kesalahan Dalam Bersosial Media Yang Berdampak Pada Bisnis
2. Etika dalam penyebaran informasi
Jika orang sembarangan menyebarkan informasi yang tidak valid, akibatnya banyak berita hoaks bertebaran. Sumber informasi yang simpang siur mampu merugikan pihak yang dipublikasikan.
Oleh karena itu etika dalam bersosial media juga mencakup ranah penyebaran informasi. Terlebih dahulu pertimbangkan tingkat kevalidan data yang telah diperoleh sebelum menyebarkan sesuatu. Selain itu, perhatikan juga integritas dari pihak yang menyebarkan berita, apakah pihak yang bisa dipercaya khalayak ramai atau tidak.
Dalam kasus lain, hendaknya jangan terlalu gegabah dalam menyebarkan aib orang lain. Jangan membagikan isi percakapan dengan orang lain yang bersifat sangat pribadi, karena bisa merugikan pihak yang bersangkutan.
Selain itu, hindari pula mengumbar informasi diri yang bersifat terlalu pribadi seperti nomor rekening, nomor telepon, nomor KTP, dan lain sebagainya. Ingatlah selalu jika dalam ranah media online, tidak semua orang memiliki niat baik. Banyak informasi yang diumbar akhirnya disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Mungkin banyak orang menilai jenis etika yang satu ini hampir sama dengan etika menyampaikan pendapat. Namun sebenarnya, etika bersosial media yang satu ini agak berbeda hakikatnya.
Penulisan sesuatu dalam hal ini memiliki arti yang sangat luas. Bisa jadi ketika seseorang ingin menyatakan pendapat, ia menggunakan bahasa sindiran secara halus maupun kasar.
Secara tidak langsung, pihak-pihak yang merasa ada masalah dengan orang tersebut akan merasa tersinggung. Walaupun tidak menimbulkan tindak pidana, namun hal ini bisa merusak bonding antara insan yang satu dengan yang lain.
Selain itu, kesalahan penulisan juga mampu menimbulkan salah tafsir bagi orang lain. Hal ini dikarenakan orang lain belum tentu memiliki jalan pikiran yang sama dengan kita. Oleh karena itu etika bersosial media menurut para ahli mencakup sisi kepenulisan yang memang perlu perhatian lebih.
4. Etika dalam mengunggah konten
Berbeda dengan poin nomor 2, etika bersosial media yang satu ini menyinggung konten pribadi. Konten yang diunggah misalnya foto atau video.
Pengguna media sosial seringkali merasa bahwa mereka bisa sepenuhnya bebas mengunggah konten di media online. Namun sebenarnya, tanpa etika bersosial media yang baik dan benar pastilah banyak orang mengunggah konten yang tidak seharusnya.
Pada akibatnya, banyak pengguna media sosial yang mengunggah konten yang bersifat SARA maupun pornografi. Memang jika konten yang diunggah tidak menyinggung orang lain, hal ini sah-sah saja dilakukan. Namun citra diri seseroang akan secara langsung terkena dampak sosial media dari tindakan tersebut.
Etika memang penting untuk dijadikan sebagai referensi tindakan dimanapun dan kapanpun kita berada. Adanya norma dan etika tak tertulis yang akhirnya dipatuhi akan menimbulkan keteraturan dalam tatanan hidup manusia.
Keempat poin etika dalam bersosial media seperti yang telah kami sebutkan di atas sebaiknya diterapkan pada kegiatan mengudara di jagat maya. Dengan mematuhi beberapa aspek norma dan etika yang baik, maka sesorang akan terhindar dari akibat buruk kelakuannya di masa mendatang.
Untuk Anda yang saat ini belum memiliki website untuk keperluan bisnis, tenang saja karena di Qwords.com terdapat layanan hosting murah yang cocok untuk keperluan bisnis Anda. Dengan adanya website bisnis akan semakin mudah ditemukan oleh banyak pelanggan.
Terima kasih