Dynamic Host Configuration Protocol atau disingkat DHCP adalah protokol jaringan yang bertugas memberikan konfigurasi IP secara otomatis kepada perangkat yang terhubung ke jaringan.
Pada dasarnya, setiap perangkat yang terhubung ke jaringan memerlukan sebuah alamat untuk berkomunikasi dan sebagai identitas. Alamat tersebut adalah IP address.
IP address adalah serangkaian angka unik yang memiliki format tertentu yang menjadi identitas sebuah perangkat dalam berkomunikasi di jaringan.
Pemberian IP address ini dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis oleh administrator jaringan. Nah, cara otomatis distribusi IP address yaitu menggunakan DHCP.
Untuk lebih jelas, mari kita bahas tentang apa itu DHCP, pengertiannya, fungsi, dan cara kerja secara lengkap di bawah ini. Simak sampai akhir artikel ya!
Pengertian DHCP
DHCP adalah sebuah protokol jaringan yang digunakan untuk distribusi IP secara dinamis ke perangkat yang berada di satu jaringan yang sama.
Dengan menggunakan DHCP, anda bisa melakukan konfigurasi IP di setiap perangkat secara otomatis.
Konfigurasi ini tidak hanya untuk IP address, tapi juga untuk subnet mask, default gateway, dan server DNS bisa dilakukan melalui DHCP. Jadi, secara sederhana, DHCP dapat diibaratkan sebagai “pembagi alamat” dalam sebuah jaringan.
Jika tidak menggunakan DHCP, anda akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk mengkonfigurasi IP di masing-masing perangkat dan tidak efisien.
Baca juga : Penjelasan Mengenai Web Server
Fungsi DHCP
Selain berfungsi untuk melakukan konfigurasi alamat IP secara otomatis, DHCP memiliki sejumlah fungsi lain, yaitu seperti berikut:
1. Pencegahan Konflik IP
Konflik IP adalah situasi dimana dua atau lebih perangkat di dalam suatu jaringan memiliki alamat IP yang sama. Konflik IP address membuat perangkat yang mengalamai kondisi tersebut menjadi tidak bisa terhubung ke jaringan.
Hal ini sering terjadi karena konfigurasi alamat IP di perangkat dilakukan secara manual.
Dengan menggunakan DHCP, setiap perangkat dalam jaringan memiliki alamat IP yang unik. Sehingga, hal ini dapat mencegah terjadinya konflik IP.
2. Pembaruan Alamat IP
DHCP melakukan pembaruan alamat IP secara dan otomatis, jika ada IP address yang digunakan telah kadaluarsa maka akan diperbarui oleh DHCP agar perangkat tetap bisa terhubung ke jaringan.
3. Mempermudah Pengelolaan Jaringan
Penggunaan DHCP sangat mempermudah dalam pengelolaan jaringan, terutama jaringan yang besar yang memiliki banyak perangkat terhubung. Proses penambahan, penghapusan, dan kontrol distribusi alamat IP di perangkat menjadi lebih mudah dan cepat.
4. Distribusi IP Secara Dinamis
Selain pembaruan alamat IP secara otomatis, DHCP juga mendukung pembagian IP secara dinamis.
Alamat IP yang dibagikan DHCP bersifat sementara, karena terdapat lease time. Artinya, IP yang dibagikan DHCP memiliki periode waktu penggunaan tertentu yang jika sudah mencapai waktu penggunaannya di satu perangkat, maka alamat IP tersebut akan dikembalikan ke pool untuk kemudian diberikan ke perangkat lain yang mengajukan request.
Baca juga : Cara Memilih Komputer Server Terbaik
Cara Kerja DHCP
DHCP membutuhkan DHCP Server dan DHCP Client untuk bekerja. DHCP Server memiliki tugas untuk mengatur konfigurasi jaringan yang meliputi:
- penentuan IP Default Gateway
- penentuan konfigurasi IP DNS
- mengelola pool IP
- penentuan konfigurasi subnet mask
- lease time
Sedangkan DHCP Client adalah perangkat yang berada di suatu jaringan yang menerima konfigurasi dari DHCP Server agar bisa terhubung dengan baik ke jaringan.
Sederhananya, DHCP Client adalah pihak yang “meminta” alamat IP dan konfigurasi lainnya dari DHCP Server agar bisa terhubung ke jaringan.
Proses komunikasi antara DHCP Server dengan DHCP Client ini disebut DHCP Handshake. Berikut ini adalah tahapannya:
1. Discovery
Di tahap ini, ketika sebuah perangkat baru terhubung ke jaringan dan dikonfigurasi untuk menggunakan DHCP (biasanya pengaturan default), perangkat tersebut akan mengirimkan pesan broadcast Discover.
Pesan ini berisikan permintaan untuk mencari DHCP Server yang tersedia di jaringan. Pesan ini disiarkan ke jaringan karena pada saat itu perangkat belum memiliki alamat IP untuk dapat terhubung ke jaringan.
2. Offer
Setelah DHCP Server menerima pesan discover, server akan merespons dengan pesan Offer yang berisi konfigurasi jaringan untuk DHCP Client, lalu DHCP Client akan menerima tawaran ini. Jika ada beberapa DHCP Server yang merespons, Client biasanya akan memilih tawaran pertama yang diterima.
3. Request
Setelah menerima tawaran, DHCP Client akan mengirimkan pesan Request ke DHCP Server atas tawaran atau pesan Offer sebelumnya. Pesan ini berfungsi untuk mengkonfirmasi bahwa Client menerima tawaran konfigurasi tersebut.
4. Acknowledge
DHCP Server yang menerima pesan Request akan membalas dengan pesan Acknowledge. Pesan ini merupakan konfirmasi akhir bahwa Client telah resmi mendapatkan konfigurasi jaringan yang diminta.
Setelah menerima pesan ini, Client dapat menggunakan alamat IP dan konfigurasi lainnya untuk terhubung dan berkomunikasi di jaringan.
Kesimpulan
DHCP adalah sebuah protokol jaringan yang memberikan konfigurasi alamat IP secara otomatis. DHCP memiliki tujuan untuk membuat proses distribusi alamat IP ke perangkat di dalam jaringan menjadi lebih efisien.
Kami menyarankan untuk menggunakan kombinasi antara DHCP dan konfigurasi secara manual/static untuk distribusi IP pada jaringan yang terdapat perangkat seperti printer, modem, dan DVR CCTV karena agar memudahkan untuk mengenali IP pada perangkat tersebut jika diberikan secara manual/static.
Sedangkan, kami menyarankan untuk menggunakan DHCP untuk distribusi IP pada jaringan yang hanya terdapat perangkat seperti komputer, laptop, dan handphone.
Demikian pembahasan mengenai apa itu DHCP, pengertian, fungsi dan cara kerjanya yang sudah dibahas secara lengkap. Semoga artikel ini bermanfaat.
Agar lebih mudah memahaminya pada saat komputer diclient dihubungkan ke jaringan komputer tersebut akan me-riquest IP ke DHCP server. DHCP server menjawab dengan memberikan informasi terkait IP address (termasuk subnetmaks. Gateway, dns dll) ke komputer client
Setelah meminjamkan IP, DHCP server akan mencoret IP tersebut dalam daftar pool yang anda miliki, dan menandakan bahwa IP sudah dipinjam ke salah satu client namun sebaliknya jika IP pool sudah tdk ada lagi nomor IP yg tersedia maka siclient tdk akan mendapat nomor IP dari DHCP, dengan demikian client tdk akan pernah terhubung ke jaringan tersebut
Biasanya meminjamkan IP ADDRESS memiliki jangka waktu tertentu sesuai dengan desetting oleh sang administrator jaringan.
Thanks koreksinya kak
Setelah meminjamkan IP, DHCP server akan mencoret IP tersebut dalam daftar pool yang anda miliki, dan menandakan bahwa IP sudah dipinjam ke salah satu client namun sebaliknya jika IP pool sudah tdk ada lagi nomor IP yg tersedia maka siclient tdk akan mendapat nomor IP dari DHCP, dengan demikian client tdk akan pernah terhubung ke jaringan tersebut
Thanks tambahannya kak