Jika Sahabat Qwords sedang mendalami dunia teknologi, khususnya IT dan pemrograman, Anda pasti akan menjumpai berbagai istilah baru. Salah satu istilah yang sering muncul adalah Command Line Interface atau CLI.
Saat ini, penggunaan CLI sangatlah beragam. Contoh yang paling dekat adalah dalam lingkungan server.
CLI memainkan peran penting dalam pengelolaan server, khususnya pada sistem berbasis Linux.
Jadi, bila Anda berencana menggunakan VPS atau dedicated server dengan OS Linux, memahami dan menguasai CLI akan menjadi bekal yang sangat bermanfaat.
Melalui artikel ini, kami akan membantu Anda mengenal CLI lebih dekat. Yuk, kita mulai pembahasannya!
Apa Itu CLI?
Seperti yang sudah dibahas, CLI adalah singkatan dari Command Line Interface/Antarmuka Baris Perintah.
CLI merupakan program memungkinkan penggunanya untuk memberikan perintah dalam bentuk teks kepada komputer untuk menjalankan tugas tertentu.
Saat ini, pengguna memang lebih terbiasa menggunakan GUI (Graphical User Interface) dalam mengerjakan tugas atau menjalankan program tertentu.
Namun, di sisi lain, CLI dibutuhkan karena memiliki fungsi dan kelebihannya tersendiri. Hanya saja, karena terlihat begitu kompleks dan teknis, tidak semua pengguna familier dengan CLI. Padahal, CLI sebenarnya juga dapat dipelajari oleh pemula.
Asal-Usul CLI
Dilansir dari berbagai sumber, CLI pertama kali digunakan pada tahun 1960-an. Awalnya, CLI dirancang untuk mempermudah pengguna dalam berinteraksi dengan sistem operasi dan menjalankan tugas komputasi sederhana.
Salah satu CLI pertama adalah Command Line Interpreter yang dikembangkan untuk CTSS (Compatible Time-Sharing System) oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 1961.
Empat tahun kemudian, tepatnya pada 1965, muncullah Multics shell, yang memperkenalkan fitur-fitur modern seperti command history dan tab completion. Fitur-fitur ini tetap relevan dan digunakan dalam banyak CLI hingga saat ini.
Sejarah berlanjut hingga tahun 1970. Pada saat itu, terciptalah sistem operasi Unix yang menjadi basis dari berbagai sistem operasi modern yang kita kenal, seperti MacOS dan Linux.
Salah satu keunggulan Unix adalah adanya Command Line Interface bernama Bourne shell (sh).
Selanjutnya, Bourne shell menjadi standar CLI pada Unix dan memberikan cara bagi pengguna untuk mengetikkan perintah dan berinteraksi dengan sistem.
Bourne shell ini juga menjadi pondasi untuk pengembangan banyak shell lain yang muncul setelahnya, seperti:
- C shell (csh): Menambahkan fitur seperti sintaks pemrograman yang lebih mirip bahasa pemrograman C.
- Korn shell (ksh): Menggabungkan fitur dari Bourne shell dan C shell untuk menjadi lebih fleksibel.
- GNU Bourne-Again shell (bash): Salah satu shell paling populer yang sering digunakan di Linux, dengan fitur tambahan seperti command history, auto-completion, dan kemampuan scripting yang kuat.
Singkatnya, Unix dan Bourne shell membuka jalan bagi perkembangan CLI yang lebih canggih, sehingga kita bisa melakukan banyak tugas menggunakan perintah di sistem modern seperti Linux atau macOS.
CLI di Tengah ‘Gempuran’ GUI
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, komputer pribadi mulai populer bersama dengan antarmuka grafis (Graphical User Interfaces atau GUIs).
GUI mempermudah penggunaan komputer karena pengguna bisa berinteraksi dengan sistem melalui ikon, tombol, dan menu, tanpa harus mengetikkan perintah secara manual.
Hal ini menyebabkan CLI (Command Line Interface) menjadi kurang populer di kalangan pengguna umum.
Namun, CLI tetap menjadi alat yang sangat penting bagi pengembang dan administrator sistem.
Alasannya simpel. Karena CLI memberikan fleksibilitas yang luar biasa. Dengan CLI, pengguna bisa menjalankan berbagai tugas secara efisien, mengautomasi proses, dan mendapatkan kontrol penuh terhadap suatu sistem.
Bahkan, saat ini CLI banyak digunakan di berbagai bidang teknologi, seperti:
- Web development: Untuk mengelola server, menjalankan aplikasi, atau menggunakan alat seperti npm atau webpack.
- System administration: Mengatur jaringan, memantau performa server, dan menjalankan tugas administratif lainnya.
- Data science: Membantu menjalankan skrip untuk analisis data hingga mengelola data berskala besar.
- Game design & testing: Pengujian game, mengelola sumber daya, atau mengautomatis proses pengembangan.
Selain itu, CLI modern seperti Windows PowerShell dirancang untuk mempermudah pengguna dalam berinteraksi dengan sistem operasi.
Misalnya untuk membantu pengguna menjalankan skrip dan mengotaumasi tugas dalam sistem Windows.
Jadi, meskipun CLI pernah menurun popularitasnya di kalangan pengguna umum, perannya tetap tak tergantikan dalam pekerjaan teknis, terutama untuk tugas yang membutuhkan efisiensi dan fleksibilitas tinggi.
Fitur dan Kelebihan CLI
Sahabat Qwords telah mengenal definisi dan sejarah dan perkembangan CLI. Nah, ada beberapa poin penting yang dapat digarisbawahi, antara lain automasi tugas dan efisiensinya.
Hal itu merupakan output yang dihasilkan oleh beberapa fitur kunci yang dimiliki berikut ini:
1. Text-Based Input
Seperti yang sudah Sahabat Qwords pahami, CLI menggunakan input berbasis teks, di mana pengguna mengetikkan perintah.
Perintah ini biasanya dilengkapi dengan parameter tertentu untuk memberikan detail atau spesifikasi lebih lanjut tentang tugas yang ingin dilakukan.
Misalnya, untuk menyalin file, pengguna dapat mengetik perintah seperti cp file1.txt /folder2. Adapun parameter file1.txt adalah file yang ingin disalin dan /folder2 adalah lokasi tujuan.
2. Direct System Access
CLI memberikan akses langsung ke sistem operasi atau perangkat lunak. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menjalankan perintah-perintah advanced tanpa batasan yang sering ditemukan di antarmuka grafis (GUI).
Dengan akses langsung ini, pengguna memiliki kontrol penuh untuk mengelola file, proses, atau bahkan konfigurasi sistem.
3. Scriptability
Salah satu keunggulan CLI adalah kemampuannya untuk menyusun perintah dalam bentuk skrip (batch file atau shell script).
Skrip ini dapat digunakan untuk mengautomasi tugas-tugas yang sering dilakukan atau kompleks, seperti pencadangan data atau pemrosesan file atau data dalam jumlah besar.
Contohnya, skrip sederhana dapat digunakan untuk memindahkan semua file dengan ekstensi .zip ke folder tertentu secara otomatis.
4. Precision and Efficiency
CLI memungkinkan pengguna menjalankan tugas dengan cepat dan tepat. Karena setiap perintah dirancang untuk menyelesaikan tugas spesifik, pengguna dapat mencapai hasil dengan lebih sedikit effort dibandingkan menggunakan GUI.
Hal ini menjadikan CLI sangat berguna untuk administrator sistem, software developer, atau juga pengelola jaringan yang sering kali membutuhkan eksekusi tugas yang efisien dan akurat.
5. Remote Access
Salah satu fitur unggulan Command Line Interface (CLI) adalah kemampuannya untuk mengakses sistem secara jarak jauh menggunakan protokol seperti SSH (Secure Shell).
Dengan fitur ini, pengguna dapat mengelola server atau perangkat yang berada di lokasi berbeda, dan seolah-olah sedang mengoperasikannya secara langsung. Contoh penggunaannya adalah ssh user@ip-server, misalnya ssh root@172.245.181.154.
Perintah ini memungkinkan pengguna untuk masuk ke server dengan nama pengguna root dan alamat server 172.245.181.154 yang biasanya juga meminta untuk memasukkan kata sandi.
Setelah berhasil masuk, pengguna dapat menjalankan berbagai perintah CLI di server tersebut.
Kekurangan CLI
Meskipun CLI memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, terutama bagi pengguna pemula atau mereka yang terbiasa dengan antarmuka grafis (GUI). Berikut beberapa kekurangan yang dimiliki CLI:
1. Kurva Pembelajaran yang Tinggi
CLI bisa sulit dipahami bagi pengguna yang baru mengenal teknologi atau tidak terbiasa dengan perintah berbasis teks.
Untuk menggunakan CLI secara efektif, pengguna perlu memahami berbagai perintah dan sintaks yang digunakan.
Tanpa pemahaman yang cukup, pengguna berpotensi melakukan banyak kesalahan, yang dapat berisiko merusak sistem.
2. Kurangnya Visualisasi
It is what it is. Bahwa CLI hanya menggunakan teks dan tidak menyediakan antarmuka atau elemen visual seperti ikon, gambar, atau grafik.
Jadi, bagi pengguna yang lebih terbiasa dengan GUI, kurangnya elemen visual ini bisa membuat tugas menjadi lebih membingungkan dan tidak intuitif.
3. Rentan terhadap Kesalahan Ketik
Karena CLI mengandalkan perintah yang diketik secara manual, kesalahan pengetikan dapat menyebabkan perintah tidak dieksekusi dengan benar atau malah mengakibatkan kerusakan sistem.
Misalnya, kesalahan dalam menulis perintah dapat menyebabkan file penting terhapus atau sistem menjadi tidak stabil, dan sebagainya.
4. Tidak Semua Aplikasi Mendukung CLI
Beberapa aplikasi dan sistem tidak mendukung akses penuh melalui CLI atau hanya menyediakan fungsi terbatas.
Ini berarti bahwa untuk beberapa tugas, pengguna harus beralih ke GUI atau antarmuka lain untuk mengakses fitur atau melakukan pengaturan tertentu.
5. Tidak Ada Undo (Batal)
CLI sering kali tidak menyediakan fitur undo yang mudah diakses seperti di GUI. Jika pengguna melakukan kesalahan, terutama dalam hal pengelolaan file atau pengaturan sistem, perubahan tersebut bisa sulit dibatalkan, dan pengguna mungkin harus mencari cara lain untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Tertarik Mencoba CLI?
Command Line Interface seolah menolak punah di tengah maraknya penggunaan sistem/aplikasi berbasis GUI.
Hal ini tidak terlepas dari fitur dan kelebihannya yang menawarkan fleksibilitas, efisiensi, dan kontrol penuh bagi pengguna yang memahami cara menggunakannya.
Jika Sahabat Qwords berminat untuk mempelajari CLI, Anda bisa memulainya dari sekarang menggunakan Windows Command Prompt atau Terminal di Ubuntu maupun MacOS.
Atau bila membutuhkan akses yang lebih luas dan fleksibel, cobalah menggunakan VPS Qwords dengan sistem operasi Linux, yang memberikan kebebasan untuk menjelajahi potensi penuh CLI.
Temukan spesifikasi VPS KVM terbaik di Qwords untuk mendukung kebutuhan Anda!