Media sosial adalah sebuah platform digital yang memungkinkan semua orang dapat beraktivitas sosial secara jarak jauh sekalipun.
Dengan media sosial, Sahabat Qwords bisa mengirim pesan, membagikan foto, video, dan sebagainya.
Hadirnya media sosial ini juga membawa banyak dampak positif yang di antaranya adalah menghapus jarak antarpengguna untuk berkomunikasi dan saling terhubung.
Bagaimana tidak, Anda bisa bersosial dengan kerabat atau orang asing dari berbagai negara. Menakjubkan.
Namun, siapa sangka bahwa ternyata media sosial juga sangat berbahaya bila Anda tidak bisa berhati-hati ketika menggunakannya.
Masalah besar yang terjadi saat menggunakan media sosial adalah bocornya privasi milik pengguna karena kecerobohan yang dilakukannya.
Lantas, bagaimana cara menjaga privasi di media sosial agar hal-hal semacam ini dapat dihindari?
Akhir-akhir ini memang sangat marak terjadi kebocoran data yang berakar dari pola penggunaan media sosial yang kurang tepat.
Nah, pada artikel ini, kami akan coba membahas mengapa media sosial ini sebenarnya sangat berbahaya, di balik manfaatnya yang luar biasa.
Selain itu, Anda juga akan dijelaskan bagaimana cara menjaga privasi di media sosial. Siapkan energi Anda untuk membaca artikel berikut ini, ya.
Media Sosial Itu Sangat Berbahaya!
Sebetulnya, media sosial memiliki banyak dampak positif, lho.
Bahkan, Anda pasti juga kerap menjumpai beberapa pengguna yang sukses melalui media sosialnya.
Peran media sosial bila dimaksimalkan sebenarnya sangat luas, contohnya sebagai media promosi atau sekadar portofolio.
Namun, fenomena oversharing yang beberapa tahun terakhir sering terjadi justru bisa membuat media sosial seperti bumerang bagi penggunanya.
Oversharing diartikan sebagai tindakan membagikan informasi pribadi terlalu berlebihan di media sosial.
Dari tindakan ini saja, dampaknya bahkan sangat beragam, dan semuanya sangat berbahaya.
Akhir 2021 lalu, Anda mungkin juga mendengar berita bahwa terdapat pengguna media sosial Instagram yang menjadi korban penipuan.
Awalnya, korban hanya mengikuti tren Instagram dan tidak sengaja membagikan informasi pribadinya, yaitu nama panggilan.
Namun, ternyata itu adalah awal malapetaka yang menimpa pengguna tersebut menjadi koran penipuan.
Pagi td temen sy tlp, nangis2 abis ditipu katanya. Biasalah, penipu yg tlp minta transfer gtu. Yg bikin temen sy percaya, si penipu manggil dia “pim”. “Pim” adlh panggilan kecil tmn sy, yg hanya org deket yg tau. Terus dia inget dia abis ikutan ini: pic.twitter.com/DdvW62ia0e
— dtm (@ditamoechtar_) November 23, 2021
Meskipun ini adalah salah satu dari banyaknya contoh kasus yang pernah terjadi, Anda sebagai pengguna media sosial harus sadar bahwa tidak semua pengguna media sosial itu adalah orang baik.
Sebagai upaya untuk berjaga-jaga, Anda sebaiknya melakukan beberapa cara menjaga privasi di media sosial.
Sehingga Sahabat Qwords dapat menghindari atau bahkan mencegah berbagai macam potensi bahaya yang mengancam privasi Anda.
7 Cara Menjaga Privasi di Media Sosial
Setidaknya ada tujuh cara yang bisa Anda terapkan. Ini bisa diterapkan pada semua media sosial yang Anda miliki.
Langsung saja, berikut ulasan lengkapnya.
1. Atur Kata Sandi yang Benar-Benar Kuat
Setiap membuat akun media sosial, Anda pasti akan diminta untuk membuat kata sandi atau password.
Sebenarnya, setiap pengguna bisa membuat kata sandi secara bebas. Namun, karena mudah ditebak, akun pun dapat ‘dibajak’ orang lain yang mengetahui kata sandi tersebut.
Untuk mengatasinya, buatlah kombinasi kata sandi yang sangat kuat, misalnya huruf, angka, dan simbol.
Hindari menggunakan kata sandi yang mudah ditebak seperti:
- password
- inipassword
- katasandi
- 1234567890
- 0987654321
- 12345abcde
- dan sebagainya
Sahabat Qwords bisa membuat kombinasi seperti contohnya akukamukita1903???-1923.
Agar lebih kuat lagi, Anda bisa menggunakan tool Password Generator yang bisa digunakan secara gratis seperti besutan Avast.
Contoh password hasil generator adalah 4kj!j-WwEOjD%YSe#%e]8Z}X#k. Pastikan Anda hafal dengan semua password yang dibuat, ya.
Oh iya, hindari juga penggunaan kata sandi yang sama dengan semua akun media sosial.
Bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, peretas sangat mudah untuk mencuri semua data Anda hanya dengan satu akun yang sama.
2. Aktifkan Two-Factor Authentication
Autentikasi dua faktor sederhananya adalah proses validasi pengguna yang akan login ke akun media sosialnya.
Nah, di sini Anda akan didiverifikasi menggunakan kode OTP yang dikirimkan melalui nomor telepon yang juga tertaut dengan akun media sosial, beberapa pertanyaan yang jawabannya diketahui oleh pengguna, sidik jari, hingga verifikasi wajah.
Bila Anda telah mengaktifkan autentikasi dua faktor ini, pengguna lain yang mencoba untuk membajaknya tidak akan berhasil karena yang bisa melewati proses autentikasi hanya Anda sang pemilik akun.
Fitur keamanan tamabahan ini sudah tersedia di berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan sebagainya.
Dengan mengaktifkan 2FA ini, Anda juga bisa mengetahui di perangkat mana saja akun media sosial telah melakukan login.
Jadi, bila ada perangkat yang terlihat mencurigakan telah digunakan untuk login akun, Anda bisa menghapus izin perangkat tersebut seketika.
3. Jangan Memberikan Informasi Pribadi di Media Sosial
Seperti yang sudah disinggung di awal, bahwa oversharing kerap menjadi penyebab utama kebocoran data.
Pengguna yang ceroboh tidak segan-segan untuk membagikan informasi seperti nama dan alamat lengkap, tanggal lahir, nama anggota keluarga, alamat email, hingga nomor kartu kredit.
Beberapa data seperti ini akan dimanfaatkan oleh peretas untuk menyalahgunakan data Anda.
Bayangkan, Anda terbukti telah melakukan transaksi barang ilegal padahal Anda tidak melakukannya.
Pasalnya, peretas menggunakan data Anda untuk melakukan transaksi tersebut.
Itu baru satu contoh kasus, belum lagi dengan modus yang lain. Jadi, berhati-hatilah dalam membagikan segala jenis informasi pribadi melalui media sosial.
Anda tidak akan pernah tahu apa yang dilakukan bahkan oleh pengikut akun media sosial setelah melihat informasi yang Anda bagikan.
Bisa jadi, mereka akan berniat jahat kepada Anda.
4. Logout Setelah Selesai Menggunakannya
Setelah menggunakan media sosial, biasanya pengguna jarang melakukan logout akun dari perangkat.
Hal ini akan sangat berbahaya bila Anda menggunakan perangkat lain (komputer/smartphone kantor, perangkat milik teman, dsb).
Beberapa contoh kasus yang sering terjadi adalah akun Anda akan dipakai untuk mengakses hal-hal yang tidak senonoh, mengirimi pesan orang lain, atau yang paling parah adalah kata sandi akun Anda diubah oleh orang lain.
Bila menggunakan perangkat Anda sendiri, mungkin akan lebih aman bila perangkat juga sudah mengaktifkan keamanan seperti sidik jari, PIN, atau tes wajah.
5. Hindari Mengklik Tautan Sembarangan
Setiap kali Anda menemui tautan yang dibagikan oleh orang lain atau muncul di beranda media sosial media, jangan pernah mengkliknya bila Anda tidak mengenal orangnya, atau orang tersebut sangat mencurigakan.
Tautan tersebut bisa saja menjadi awal kasus terjadinya scamming, lho.
Misalnya, Anda mendapatkan email palsu yang mengaku dari pihak Instagram dan meminta Anda untuk mengubah kata sandi. Karena merasa panik, perintah tersebut pun Anda turuti dengan mengubah kata sandi akun.
Setelah itu, akun Anda sudah tidak dapat diakses lagi karena telah diambil alih oleh peretas menggunakan teknik scamming. Berbahaya, bukan?
Maka dari itu, hindari asal mengklik tautan di media sosial ya, Sahabat Qwords.
6. Menonaktifkan Single Sign-On
SSO adalah sebuah layanan autentikasi yang memungkinkan Anda hanya perlu login menggunakan satu akun untuk mengakses berbagai media sosial lainnya.
Contohnya adalah Instagram, Anda bisa membuat akun Instagram secara instan hanya dengan login menggunakan akun Facebook.
Selain itu, Twitter juga mendukung pengguna yang login memakai akun email, dan beberapa media sosial lainnya.
Memang, dengan SSO Anda bisa lebih menghemat waktu untuk login ke berbagai media sosial.
Akan tetapi, ternyata penerapan SSO ini juga berdampak pada informasi pribadi Anda, lho.
Bayangkan bila akun utama yang dipakai untuk login ke berbagai akun tersebut telah diretas, otomatis semua akun lain yang terafiliasi juga akan sangat mudah diretas.
Maka dari itu, kami sangat menyarankan Anda untuk membuat akun dan kata sandi yang berbeda-beda di tiap akun media sosial.
7. Gunakan VPN
Cara menjaga privasi di media sosial berikutnya adalah dengan VPN. Virtual private network atau VPN adalah layanan keamanan jaringan yang mampu menyembunyikan pertukaran data yang sedang Anda lakukan.
Ibaratnya, Anda akan memiliki sebuah jalur pribadi yang tidak seorang pun dapat melewatinya.
Sehingga orang lain tidak akan tahu apa yang Anda lakukan ketika mengakses internet dengan VPN.
Sebenarnya, penggunaan VPN tidak hanya disarankan saat mengakses media sosial saja, melainkan aktivitas online lainnya, seperti mengakses website, transaksi online, dan sebagainya.
Jadi, bila ada pemberitaan kalau menggunakan VPN itu justru tidak aman, berita tersebut kurang tepat ya, Sahabat Qwords.
Beli VPN Murah untuk Menjaga Privasi
Berbicara soal VPN, kami memiliki satu rekomendasi VPN murah terbaik dari Diego VPN.
Dengan server yang berada di Indonesia, tentu keamanan data Anda akan sangat terjamin.
Untuk menggunakan Diego VPN, Sahabat Qwords hanya perlu membayar mulai dari Rp35.000 per bulannya.
Yuk, biasakan browsing dengan aman pakai VPN!
Amankan Informasi Privat Anda Sekarang!
Setelah mempelajari cara menjaga privasi di media sosial, kami sangat berharap kepada Sahabat Qwords di rumah untuk tetap bijak menggunakan media sosial.
Ingatlah, media sosial itu bukanlah dunia nyata yang mana Anda bisa melampiaskan segalanya.
Pasalnya, setiap informasi di media sosial yang Anda sebarkan akan dikonsumsi oleh khalayak umum.
Maka dari itu, perhatikan setiap informasi yang Anda bagikan, ya. Jangan sampai media sosial berubah menjadi bumerang yang tajam bagi Anda.
Selamat mencoba, bila ingin menyampaikan pertanyaan maupun tanggapan, Anda bisa menggunakan kolom komentar di bawah. Terima kasih.