WordPress adalah salah satu CMS (Content Management System) yang paling populer di dunia yang telah dipakai oleh jutaan website.
Salah satu fitur hebat dari WordPress adalah kemudahan dalam kustomisasi tampilannya.
Namun, untuk membuat perubahan desain dan fungsionalitas yang lebih dalam pada tema WordPress tanpa kehilangan perubahan saat tema diperbarui, Anda perlu menggunakan apa yang disebut child theme.
Nah, dalam artikel ini, kami akan membahas secara komprehensif apa itu child theme dan cara membuatnya bagi pemula.
Apa Itu Child Theme?
Child Theme adalah tema WordPress duplikat yang diperlakukan sebagai “anak” dari tema utama atau tema induk.
Dengan memiliki child theme, Anda bisa melakukan perubahan pada tema WordPress tanpa mengubah file tema utama.
Dengan kata lain, child theme adalah cara aman dan terstruktur untuk mengubah tampilan dan fungsionalitas website tanpa harus khawatir kehilangan perubahan saat tema utama diperbarui.
Seperti yang diketahui, setiap tema memiliki pembaruan rutin yang memengaruhi banyak aspek.
Nah, beberapa tema yang dipakai dan yang telah dikustomisasi terkadang akan kembali ke pengaturan default setelah diperbarui.
Misalnya, ketika Sahabat Qwords menggunakan tema X dan melakukan perubahan pada layout dan landing page, atau saat mengalami error sekalipun, kemudian saat Anda memperbarui tema X tersebut, semua perubahan yang Anda lakukan akan hilang dan kembali ke pengaturan default.
Tentu kejadian ini akan membuat Anda kesal, tetapi itulah kenyataannya.
Maka dari itu, keberadaan child theme sangat bermanfaat bagi Anda, dan akan lebih baik apabila Anda juga mengetahui cara membuat child theme.
Baca Juga: Cara Membuat Daftar Isi di WordPress Tanpa Coding Termudah!
Apakah Semua Orang Membutuhkan Child Theme?
Tidak. Tidak semua orang yang menggunakan WordPress perlu atau harus menggunakan child theme.
Pada dasarnya, penggunaan child theme tergantung pada kebutuhan dan tujuan spesifik dari website mereka.
Ada kalanya kebutuhan pengguna dalam aspek tampilan sudah dapat tercukupi oleh tema WordPress standar, dan sebaliknya.
Nah, di bawah ini adalah beberapa kondisi di mana seorang pengguna membutuhkan child theme:
- Melakukan Perubahan/Kustomisasi Tema yang Signifikan
Bila Anda ingin melakukan perubahan yang lebih dalam pada tampilan atau fungsionalitas tema WordPress, memiliki child theme akan sangat berguna.
Sebab, child theme akan melindungi perubahan Anda agar tidak hilang saat tema utama diperbarui.
- Ingin Bereksperimen
Anda berencana membuat perubahan desain atau fungsionalitas website tanpa merusak tema utama?
Jika demikian, maka child theme memungkinkan Anda untuk melakukannya dengan aman.
- Anda adalah Seorang Developer
Apakah Sahabat Qwords adalah seorang developer website yang bekerja untuk klien? Kalau iya, penggunaan child theme sangat disarankan.
Pasalnya, Anda bisa membuat perubahan pada website klien tanpa risiko kehilangan atau perubahan saat pembaruan tema dilakukan.
Cara Kerja Child Theme
Secara teori, untuk memiliki child theme, Anda perlu membuat beberapa file tema baru dan disimpan pada direktori yang berbeda.
Ada dua file yang perlu dikonfigurasi dalam pembuatan child theme, yaitu style.css dan functions.php.
Kedua file tersebut nantinya akan mewarisi semua fungsionalitas dan tampilan dari tema utama atau tema induk.
Jadi, ketika Anda mengaktifkan child theme, WordPress akan mengambil semua pengaturan, template file, gaya, dan fungsi dari tema utama, sehingga tampilan default child theme benar-benar persis dengan tema induknya.
Penting untuk diingat bahwa child theme tidak memiliki fungsi tanpa tema utama.
Child theme hanya menggantikan atau menambahkan komponen ke tema utama yang sudah ada. Jadi, Anda masih memerlukan tema utama sebagai dasar dari child theme.
Dengan cara kerja ini, child theme memungkinkan Anda untuk mengelola dan mengustomisasi tampilan lebih fleksibel dan aman.
Sampai di sini, Anda telah memahami konsep child theme pada WordPress, kan? Selanjutnya, mari pelajari cara membuat child theme berikut ini, yuk!
Cara Membuat Child Theme untuk Pemula, 100% Mudah!
Agar bisa membuat child theme, Sahabat Qwords perlu membuat instalasinya dengan cara membuat file baru bernama style.css dan functions.php.
1. Buat File style.css
Buka notepad atau text editor yang ada pada komputer Anda, lalu salin dan masukkan kode di bawah ini:
/* Theme Name: GeneratePress Child Theme URI: http://jordyprayoga.net/generatepress-child/ Description: GeneratePress Child Theme Author: Jordy Prayoga Author URI: http://jordyprayoga.net Template: generatepress Version: 1.9.0.3 License: GNU General Public License v2 or later License URI: http://www.gnu.org/licenses/gpl-2.0.html Tags: light, dark, two-columns, right-sidebar, responsive-layout, accessibility-ready Text Domain: generatepresschild */
Catatan: Pada contoh kali ini, kami akan membuat child-theme dari tema GeneratePress.
Ubah semua informasi pada kode di atas sesuai kebutuhan Anda, terutama pada bagian Template yang harus sama dengan nama tema induk Anda.
Setelah itu, simpan dengan nama style dan ubah formatnya dari .txt menjadi .css.
Jika sudah tersimpan dalam format .css, taruh file tersebut di folder dengan nama yang sesuai dengan tema Anda.
Best practice dalam penamaan folder yang baik adalah menggunakan nama tema dan menambahkan -child, misalnya generatepress-child.
2. Buat File functions.php
Setelah membuat file style.css, Anda perlu membuat file kedua; functions.php yang berfungsi untuk menghubungkan child theme dengan parent theme atau tema induk Anda.
Caranya, buka Notepad atau text editor, kemudian salin dan masukkan kode di bawah ini:
<?php add_action( 'wp_enqueue_scripts', 'my_theme_enqueue_styles' ); function my_theme_enqueue_styles() { wp_enqueue_style( 'child-style', get_stylesheet_uri(), array( 'parenthandle' ), wp_get_theme()->get( 'Version' ) // This only works if you have Version defined in the style header. ); }
Simpan dengan nama functions dan ubah formatnya menjadi php, serta jangan lupa untuk menaruhnya pada direktori di mana style.css berada.
Ini adalah contoh folder yang berisi dua file; style.css dan functions.php
3. Kompres ke ZIP
Kompress kedua file tersebut menjadi satu ke format ZIP dengan nama yang relevan.
4. Unggah File ZIP ke WordPress dan Install!
Setelah file berformat ZIP sudah berhasil dibuat, Anda perlu mengunggahnya ke WordPress agar bisa memasangnya sebagai tema baru.
Caranya, Login ke dashboard WordPress website Anda, lalu akses menu Appearance > Themes > Add New.
Tekan Choose File, lalu pilih file ZIP yang sudah Anda buat. Jika sudah, pilih Install Now. Setelah terpasang, klik Activate untuk mengaktifkan tema.
Selamat, child theme berhasil terpasang, dan Anda bisa mulai mengustomisasinya secara penuh.
Mengalami Kendala saat Membuat Child Theme?
Membuat dan menggunakan child theme adalah metode yang sangat disarankan jika Anda ingin melakukan perubahan tema WordPress tanpa risiko kehilangan perubahan saat tema utama diperbarui.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat membuat child theme dengan mudah dan melakukan perubahan tanpa khawatir merusak tampilannya.
Nah, setelah menerapkan cara membuat child theme di atas, jangan ragu untuk bertanya kepada kami jika mengalami masalah. Sampai jumpa pada tutorial berikutnya!