Bagi sahabat Qwords yang sedang mencari kerja, salah satu hal penting selain memiliki CV yang bagus adalah memiliki portofolio, sudah tau apa itu portofolio dan cara membuatnya bagaimana?
Saat tim dari HRD melakukan seleksi pelamar, dengan hanya melihat CV dan portofolio saja sudah bisa menebak kira-kira mana kandidat yang paling berkompeten untuk masuk tahap seleksi selanjutnya.
CV atau Curriculum Vitae isinya hanya mencakup data diri, riwayat pendidikan, pengalaman organisasi, prestasi dan pengalaman.
Nah untuk bisa lebih menjual Anda bisa membuat portofolio yang menarik.
Perlu diketahui bahwa portofolio tidak hanya dipakai untuk fresh graduate atau keperluan melamar kerja saja.
Portofolio juga bisa dimiliki oleh pekerja yang sudah berpengalaman yang isinya mengenai laporan lengkap tentang pekerjaan apa saja yang sudah diselesaikan.
Setiap bidang memiliki bentuk portofolio yang berbeda-beda, jadi tidak ada standar baku dalam membuat portofolio.
Apa Itu Portofolio
Sebelum membahas lebih lengkap tentang portofolio, alangkah baiknya kita tahu dulu pengertian apa itu portofolio.
Secara etimologi portofolio terdiri dari dua kata yaitu “port” yang asalnya dari kata report yang artinya laporan dan “folio” yang artinya lengkap atau full.
Jika kita digabungkan, portofolio adalah kumpulan dokumen yang berasal dari pribadi, kelompok, organisasi, lembaga, perusahaan dll yang tersusun rapi dari semua pekerjaan yang telah dilakukan.
Sedangkan beberapa ahli menyatakan pendapat yang berbeda mengenai penjelasan portfolio.
Erman, S.A, 2003 dalam buku Cartono dan Nahadi, portofolio adalah “laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukannya”.
Gronlund (1998:159), portofolio adalah “mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan”.
Fungsi Portofolio
Fungsi dari pembuatan portofolio adalah menjadi acuan yang akan digunakan dalam melihat capaian-capaian yang telah dilakukan seseorang.
Dengan melihat dari portofolio yang pernah dikerjakan seseorang bisa menilai secara langsung apakah seorang ini berkompeten atau tidak.
Jika Anda memiliki hasil karya bagus atau pengalaman kerja yang baik jangan disimpan saja, tuliskan dalam portofolio bahwa Anda memiliki pengalaman, layak dan berkompeten dalam suatu bidang.
Tujuan utama dari portofolio bukan pamer mana yang paling berpengalaman melainkan untuk melihat sejauh mana pencapaian yang sudah diraih selama ini.
Saat portofolio Anda bagus dan menarik, orang lain akan banyak yang tertarik bahkan tidak mungkin malah diajak untuk kerja bareng.
Baca juga : Membuat Email Bisnis Untuk Berbagai Keperluan
Cara Membuat Portofolio
Bagi Anda yang pertama kali membuat portofolio, berikut kami berikan cara membuat portofolio yang baik untuk diri sendiri dan orang lain ketika menilai kemampuan yang dimiliki.
Berikut penjelasannya:
1. Diawali dengan daftar isi
Dikarenakan jumlah portofolio merupakan kumpulan dari berbagai dokumen yang banyak, maka Anda harus mencantumkan halaman daftar isi.
Dengan adanya daftar isi, pembaca akan mudah dalam menemukan informasi yang dicari oleh pembaca.
2. Resume atau CV
Cara membuat portofolio selanjutnya adalah dengan melampirkan CV atau resume singkat tentang data diri Anda.
Dengan melampirkan resume atau CV, akan memudahkan pembaca dalam melihat data diri dan hal apa saja yang Anda cantumkan pada CV dan resume yang dibuat.
3. Pencapaian dan tujuan
Selanjutnya hal yang perlu Anda masukan dalam portofolio adalah menjabarkan terkait capaian yang telah dilakukan dan tujuan Anda dimasa depan.
Dalam menjabarkan tujuan, Anda perlu membaginya menjadi dua berdasarkan waktunya.
- Tujuan jangka pendek
Pada tujuan jangka pendek ini Anda bisa mencantumkan tujuan apa saja kira-kira yang akan Anda capai dalam satu atau dua tahun kedepan.
- Tujuan jangka panjang
Untuk tujuan jangka panjang, Anda bisa menjelaskan tujuan jangka panjang lima tahun sampai sepuluh tahun kedepan yang akan Anda capai, tulislah secara jelas dan detail agar pembaca semuanya jelas.
4. Pengalaman dan keterampilan
Poin utama dari portofolio adalah pengalaman yang pernah dijalani dengan keterampilan dan skill yang dimiliki.
Dengan melampirkan pada portofolio dan mengajarkannya dengan lengkap akan mendapatkan peluang pembaca tertarik pada portofolio yang Anda miliki.
Buatlah pengalaman kerja dengan urutan paling atas pekerjaan yang terbaru, kemudian dilanjutkan ke bawah sesuai waktunya.
5. Melampirkan contoh
Agar pembaca semakin percaya, berikan contohnya secara langsung dengan penyajian yang menarik. Jika itu bisa diakses secara online sertakan link agar bisa dibuka secara langsung.
Jika memang tidak bisa, jelaskan lampiran contoh tersebut secara detail agar pembaca tidak perlu bertanya lagi.
6. Testimoni
Nah yang terakhir adalah mencantumkan testimony, ini diperlukan agar pembaca mengetahui bahwa portofolio yang Anda miliki itu asli bukan hasil karangan semata.
Lampirkan secara jelas testimony tersebut, jika perlu berikan kontaknya secara langsung agar sewaktu-waktu ingin bertanya bisa langsung kepada orangnya.
Format Portofolio yang Biasa Digunakan
Format portofolio sangat beragam dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan serta bidang keahlian. Namun, secara umum, ada beberapa format yang sering digunakan:
1. Website
Kelebihan: Fleksibel, interaktif, dan dapat menampilkan banyak karya dalam satu tempat.
Contoh platform: WordPress, Wix, Squarespace, atau membangun website sendiri menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript.
2. Soft file
Kelebihan: Mudah dibagikan dan dapat disesuaikan dengan berbagai perangkat dan cara membuatnya lebih mudah bisa untuk siapa saja.
Contoh software: Adobe Acrobat, Microsoft Word, atau Canva.
3. Platform Portofolio Online
Kelebihan: Mudah digunakan, seringkali gratis atau berbayar dengan fitur premium yang menarik.
Contoh: Behance, Dribbble (untuk desainer), GitHub (untuk programmer), Jimdo, Issuu dan lainnya.
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Format:
- Bidang Keahlian: Desainer grafis cenderung menggunakan website dan platform portofolio online, sedangkan programmer mungkin lebih suka GitHub.
- Tujuan Portofolio: Untuk melamar pekerjaan, presentasi diri, atau pameran biasanya lebih banyak menggunakan soft file.
- Anggaran: Membuat website atau portofolio fisik membutuhkan biaya yang berbeda, paling murah dan mudah soft file.
- Preferensi Pribadi: Pilih format yang paling nyaman dan sesuai dengan gaya Anda.
Selain format diatas, Anda juga bisa menyodorkan portofolio lewat sosial media, website, Youtube atau karya lainnya.
Contoh Portofolio
Nah sekarang jika Anda masih kebingungan, kami sudah menyiapkan beberapa contoh portofolio dengan bidang yang berbeda-beda, perlu dicatat pula jangan samakan resume/CV dengan portofolio karena sudah berbeda formatnya.
Karena perlu diketahui bahwa portofolio tiap bidang satu dengan yang lain memiliki perbedaan, berikut contoh portofolionya:
- Contoh Portofolio Desain Grafis
- Contoh Portofolio Content Writer
- Contoh Portofolio Programmer
- Contoh Portofolio Fotografi
Selain itu masih ada contoh portofolio dengan format tampilan yang berbeda, bisa disesuaikan kebutuhan saja.
Nah untuk mendukung terwujudnya portofolio yang baik, tampaknya Anda memerlukan website agar lebih interaktif dan menarik.
Untuk Anda yang belum memiliki website untuk portofolio, Kami memiliki rekomendasi layanan domain hosting murah dari Qwords untuk keperluan website portofolio bisnis Anda.
Tunggu apalagi onlinekan website portofolio mu sekarang juga dengan website.
Terima kasih