Apa Itu Bitcoin? Inilah Pengertian dan Sejarah Bitcoin

3 min read

Pengertian dan Sejarah Bitcoin

Banyak orang menggilai bitcoin karena harganya yang terus menjulang.

Tercatat kenaikan harga bitcoin mencapai ribuan persen dalam waktu kurang dari 5 tahun sejak mulai booming.

Lantas, sebenarnya apa itu bitcoin?

Bagaimana cara kerja dan teknologinya hingga bisa menjadi mata uang digital paling bernilai di dunia?

Berikut penjelasan seputar bitcoin selengkapnya.

Apa Itu Bitcoin?

apa itu bitcoin
apa itu bitcoin

Secara umum, pengertian bitcoin adalah sebuah mata uang digital yang sifatnya terdesentralisasi, anonim dan tidak dikontrol oleh otoritas tertentu.

Konsep bitcoin pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto, sosok misterius yang sampai sekarang tidak diketahui identitasnya.

Fungsi bitcoin utamanya adalah sebagai mata uang digital yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi online.

Adapun sistemnya yakni menggunakan sistem peer to peer (P2P), tanpa penyimpanan dan administrasi tunggal.

Karena kepemilikannya yang anonim dan tanpa lembaga resmi, belakangan ini pemerintah semakin semakin gencar dalam mencegah perkembangan bitcoin.

Selain itu, citra bitcoin yang kerap digunakan untuk transaksi ilegal obat-obatan terlarang, senjata tajam, hingga pencucian uang juga memberikan efek negatif secara jangka panjang.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Cryptocurrency, Mata Uang Digital Terbaru

Sejarah Bitcoin

Seperti yang sudah kita ketahui, sejarah bitcoin dimulai dari sosok Satoshi Nakamoto pada tahun 2009 silam.

Namun, sejatinya bitcoin sendiri tercatat sudah lebih dulu hadir di tahun 2008 dengan pengguna yang terbatas.

Setelah berkembang selama lebih dari satu dekade, kini Bitcoin sudah bisa digunakan untuk transaksi pembelian server, hosting, jasa, produk digital, hingga voucher game.

Jual beli bitcoin juga semakin marak berkat adanya perusahaan marketplace digital asset seperti Indodax, Luno, dan Yobit.

Kehadiran berbagai platform di atas otomatis membuat likuiditas dan fluktuasi harga Bitcoin semakin fleksibel di kalangan pengguna retail.

Sebagai informasi, sejak dari awal muncul, jumlah bitcoin juga sudah ditetapkan hanya sebanyak 21 Juta bitcoin saja.

Alhasil, setiap tahun harganya akan semakin mahal dan langka seiring dengan menipisnya stok bitcoin yang berhasil ditambang dan didistribusikan.

Perbedaan Bitcoin dari Uang Konvensional

Apa itu bitcoin? Ini perbedaan bitcoin dan uang konvensional
Apa itu bitcoin? Ini perbedaan bitcoin dan uang konvensional

1. Jumlah Terbatas

Berbeda dari uang konvensional, bitcoin hanya dibatasi untuk peredaran sebanyak 21 juta BTC.

Angka sebesar itu kemungkinan saat ini sudah hampir beredar secara keseluruhan, karena sejak tahun 2010 sudah mulai ditambang oleh banyak orang.

2. Desentralisasi

Setiap negara biasanya memiliki lembaga keuangan untuk mencetak dan mengatur peredaran uang konvensional. Di Indonesia peran ini dijalankan oleh Bank Indonesia.

Adapun untuk aset digital seperti bitcoin, seluruh sistem bersifat desentralisasi atau tidak terpusat. Dengan kata lain tidak ada satupun lembaga administrasi di dunia yang bisa mengatur bitcoin.

3. Tidak Bisa Rusak

Berbeda dari uang tradisional yang menggunakan kertas dan logam, bitcoin menggunakan kode digital yang tidak bisa rusak.

Baca juga : Panduan Cara Mining Bitcoin dengan Mudah

Fakta Seputar Bitcoin

sejarah bitcoin
sejarah bitcoin

1. Transaksi Pertama BTC Untuk Membeli Pizza

Tidak banyak orang yang percaya terhadap apa itu bitcoin pada awal kemunculannya.

Meski begitu, seorang ilmuwan komputer bernama Laszlo Hanyecz berhasil melakukan transaksi pertama menggunakan bitcoin untuk membeli seloyang pizza.

Konon, Pizza tersebut ia beli dari gerai Papa John’s dengan 10 ribu bitcoin. Bila dikalikan dengan nilai tukar per tanggal 1 Desember 2020 ini, Laszlo membayar seloyang pizza tersebut seharga Rp 2,7 triliun.

Luar biasa bukan?

2. Berpotensi Memicu Economic Bubble

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah Economic Bubble.

Setelah bubble dot com yang terjadi pada awal tahun 2000-an, kini para pakar dan analis menyebutkan bahwa Bitcoin berpotensi menimbulkan bubble selanjutnya.

Perkiraan tersebut bukan tanpa alasan, mengingat harga bitcoin saat ini sudah naik ratusan ribu kali dibandingkan awal kemunculannya.

Sejarah bitcoin mencatat pergerakan harga dimulai dari Rp451 per 1 keping bitcoin di tahun 2009-2010, setelah itu tiga tahun berselang (2013) nilai tukar bitcoin menyentuh angka Rp 800 ribu atau naik 178 persen.

Kemudian puncak kenaikan bitcoin terjadi pada tahun 2017-2020 dimana 1 BTC kini dihargai hingga Rp 278 juta.

Tanda-tanda adanya economic bubble dari bitcoin sebenarnya sudah terlihat sejak pemerintah China melarang penggunaannya.

Pemerintah Tiongkok berpedoman pada sistem keamanan serta potensi pelemahan ekonomi negara jika ada banyak investor yang terjebak ketika harganya turun.

3. Dilarang di Indonesia

Berdasarkan kebijakan dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Pemerintah Indonesia, bitcoin sampai detik ini masih diberi label sebagai mata uang yang tidak diakui secara resmi.

Pernyataan tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

Disebutkan bahwa penggunaan uang untuk transaksi keuangan yang dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib menggunakan Rupiah.

Kebijakan tersebut juga bertujuan untuk melindungi warga negara Indonesia dari resiko kehilangan aset.

Mengingat bitcoin tidak bisa ditracking dan tidak bisa di cancel, kecuali dikirim kembali oleh sang penerima.

Baca juga: Meraup Keuntungan dari Jualan Produk Digital

Harga Bitcoin Saat Ini

Harga Bitcoin Saat Ini
Harga Bitcoin Saat Ini

Per tanggal 1 Desember 2020, harga bitcoin saat ini ada di angka Rp 277,5 juta.

Harga tersebut terbilang cukup tinggi setelah sejak awal tahun 2020 lalu mengalami fluktuasi lumayan signifikan.

Bisakah Beli Hosting di Qwords Pakai Bitcoin?

Pemerintah Indonesia melalui Gubernur Bank Indonesia pernah memberikan pernyataan bahwa penggunaan Bitcoin dilarang di Indonesia.

Alhasil, Anda tidak bisa membeli hosting murah, server, atau domain di Qwords.com menggunakan Bitcoin.

Kendati demikian, Anda masih bisa melakukan transaksi dengan berbagai metode pembayaran, mulai dari Transfer Bank, E-money, hingga pembayaran offline melalui minimarket.

Berbagai fasilitas pembayaran tersebut tentu jauh lebih mudah diakses oleh sahabat Qwords di seluruh Indonesia dibandingkan dengan Bitcoin yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja.

Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *