Macam-Macam Algoritma Google Untuk Optimasi Website    

4 min read

Macam-Macam Algoritma Google Untuk Optimasi Website (1)

Dari tahun ke tahun, Google tercatat beberapa kali mengumumkan adanya perubahan algoritma mesin pencari.

Terakhir kali, perubahan besar algoritma Google terjadi pada akhir tahun 2019 kemarin, yang memperkenalkan konsep Google BERT sebagai istilah campur tangan machine learning.

Nah, Agar lebih jelas, sahabat Qwords bisa membaca sejarah dan perkembangan algoritma mesin pencari mulai dari awal tahun 2011 hingga pertengahan tahun 2020 ini.

Apa Itu Algoritma?

algoritma
algoritma

Secara umum, Algoritma Google adalah sebuah sistem yang digunakan untuk memecahkan masalah menggunakan instruksi bahasa komputer.

Algoritma adalah otak dibalik hasil pencarian yang ditampilkan ketika kita mengetikkan keyword di dalam kotak pencarian Google.

Baca juga: Pengertian Apa itu Algoritma Pemrograman dan Contohnya

Nah, agar kinerjanya semakin optimal, maka algoritma Google dituntut untuk selalu berkembang dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan zaman.

Misalnya, sebagai respon atas melonjaknya jumlah pengguna ponsel di dunia, Google merilis algoritma Mobile First Index untuk mendorong website agar menerapkan konsep mobile friendly.

Contoh lain, ada algoritma yang mendukung keamanan dengan mengutamakan website yang sudah dipasang Sertifikat SSL.

Itu hanya sebagian kecil dari perubahan algoritma yang akan kita bahas pada artikel kali ini.

Macam-Macam Algoritma Google

1. Algoritma Google Panda

Google Panda
Google Panda

Algoritma Google Panda tercatat pertama kali mengudara pada tanggal 24 Februari 2011, dan setiap tahun mengalami penyempurnaan hingga periode Juli 2015.

Tugas utama dari Google Panda adalah melakukan pemantauan dan memfilter konten berkualitas rendah yang dibuat menggunakan teknik keyword stuffing,miskin data, serta spamming user.

Bisa dibilang sejak saat itulah para blogger dan webmaster mulai memberikan perhatian lebih terhadap kualitas konten yang di publish ke dalam website.

Pasalnya, Google akan memprioritaskan situs dengan konten berkualitas untuk menempati posisi pertama.

Adapun tipe penalti yang diberikan untuk website miskin konten adalah dengan menurunkan peringkat website hingga dihilangkan (deindex) dari search engine.

2. Google Venice

Seiring pesatnya jumlah pengguna mesin pencari di seluruh dunia, Google merespon hal ini dengan menghadirkan algoritma Google Venice dimana tugas utamanya untuk menyesuaikan hasil penelusuran berdasarkan lokasi pengguna.

Patokan yang dipakai Google Venice untuk menampilkan penelusuran adalah IP Address pengguna.

Adapun contoh dari kinerja Google Venice bisa dilihat jika Anda melakukan penelusuran dengan mengetikkan kata “laut”, secara default hasil yang Anda dapatkan adalah laut yang ada di Indonesia, bukan laut di Singapura, Jepang, atau Malaysia.

Roll out Google Venice sendiri sedikit kurang terdengar di kalangan blogger karena datangnya hampir bersamaan dengan Google Penguin, yang akan kita bahas pada poin berikutnya.

3. Google Penguin

Google Penguin
Google Penguin

Algoritma Google Penguin adalah salah satu cara Google untuk membuat persaingan di mesin pencari menjadi lebih fair.

Kedatangannya pada periode April 2012 sempat menghebohkan para penganut aliran SEO blackhat, pasalnya algoritma ini diberi tugas khusus untuk mengidentifikasi spam backlink yang ditandai dengan anchor text tidak relevan, over optimasi, atau link yang terlihat tidak natural.

Jika website Anda ketahuan menggunakan cara-cara blackhat, Google tidak segan untuk menenggelamkan situs Anda ke jurang sandbox paling dalam.

Meski terkesan kejam dan sadis, cara menjinakkan Google Penguin sendiri cukup simpel, yakni Anda tinggal mengikuti pedoman Google Webmaster atau yang sekarang disebut sebagai Google Search Console.

4. Google Pirate

Seperti namanya, Algoritma Google Pirate bekerja untuk mengatasi konten bajakan agar tidak muncul dan mendominasi hasil pencarian.

Berdasarkan data yang ada, mayoritas website yang terpengaruh algoritma ini adalah website download film, software, musik, serta buku bajakan yang disebarluaskan secara gratis.

Bersama dengan munculnya Google Pirate, pengguna juga diberikan akses untuk melaporkan adanya konten ilegal dan melanggar hak cipta melalui layanan Digital Millennium Copyright Act (DMCA).

Apa itu DMCA? Sahabat Qwords bisa membaca lebih lanjut di artikel berikutnya.

5. Google Hummingbird

Dari sekian banyak algoritma yang sudah diluncurkan, Hummingbird bisa dibilang sebagai algoritma penyempurnaan karena didalamnya berisi jejak-jejak Google Panda, Penguin, dan para pendahulunya.

Algoritma Google Hummingbird pertama kali dirilis pada tanggal 22 Agustus 2013 dengan fokus utama untuk membantu menentukan konten agar benar-benar relevan dengan keyword yang dicari oleh pengguna.

6. Google Pigeon

Google Pigeon adalah cara Google untuk mendukung bisnis lokal agar lebih mudah untuk ditemukan. Algoritma ini menggunakan parameter penelusuran sesuai dengan lokasi pengguna.

Setelah Pigeon diperkenalkan, ketika pengguna mengetikkan kata “restoran” maka akan disajikan hasil berupa entri dari Google Maps.

Selain itu, beberapa pakar juga menyebut bahwa Google Pigeon bertugas untuk memberikan penilaian terhadap kualitas Off Page dan on page yang dimiliki oleh sebuah website.

Alhasil, jika situs Anda tidak dioptimasi maka siap-siap masuk ke halaman paling belakang.

7. Berbasis HTTP/SSL

sertifikat SSL
sertifikat SSL

Sudah bukan rahasia lagi jika Google akan memprioritaskan website yang sudah menggunakan Sertifikasi SSL.

Algoritma ini pertama kali diungkap pada tahun 2014, dan masih relevan sampai sekarang.

Selain untuk menunjang ranking di search engine, sertifikat SSL sendiri memberikan banyak manfaat untuk website.

Misalnya, untuk meminimalisir potensi pencurian data pribadi pengguna, melindungi transaksi untuk website e-commerce, dan menjaga agar perangkat pengguna tidak disusupi malware.

Baca juga: Keuntungan Menggunakan Paid SSL Certificate

Maka dari itu, Anda harus memasang Sertifikat SSL di website pribadi, website company profile, atau website toko online.

Jika belum punya SSL, Anda bisa memesan sekarang juga melalui Qwords.com atau GudangSSL dengan harga mulai dari Rp 100 Ribu pertahun.

8.  Algoritma Mobile First Index (Mobilegeddon)

Sebagai respon dari peningkatan jumlah pengguna perangkat seluler, Google merilis algoritma mobile first index atau yang mengutamakan website dengan tampilan mobile friendly.

Algoritma ini juga biasa disebut sebagai Mobilegeddon.

Peluncuran yang masuk di tahun 2015 ini juga menandai era website responsive yang bisa menyesuaikan dengan berbagai ukuran perangkat mobile.

9. Google Rankbrain

Algoritma Google Rankbrain muncul pertama kali pada tahun 2016 dimana waktu itu sedang hits tentang teknologi Artificial Intelligence  dan optimasi berdasarkan search intent untuk memberikan hasil penelusuran yang relevan.

Sejak kemunculan Algoritma Google Rankbrain keyword yang dibidik sudah tidak lagi kaku karena web crawl bisa menampilkan hasil berdasarkan kata-kata yang relevan.

10. Google Possum

Algoritma ini dirilis setelah kemunculan Google Rankbrain, sehingga membuat peta persaingan semakin di tahun 2016 semakin dinamis dan berkembang.

Fokus utama dari Algoritma Google Possum adalah untuk mengoptimalkan hasil penelusuran lokal berdasarkan lokasi serta kata kunci yang ditulis ke dalam kolom pencarian.

11. Google Mobile (Speed Update)

Mobile PageSpeed Insights
Mobile PageSpeed Insights

Guna memaksimalkan user experience, Google kembali melakukan update terkait Algoritma Mobile yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2015.

Kali ini Google membawa project baru bernama AMP (Accelerate Mobile Pages) yang digadang-gadang bakal menjadi revolusi berikutnya.

Adapun untuk fokus pembaruan algoritma kali ini terletak pada sisi kecepatan website ketika diakses menggunakan perangkat seluler.

12. Google Medic

Sesuai namanya, Algoritma Google Medic adalah sistem yang bertugas untuk memfilter website dengan konten kesehatan agar tidak menyebabkan salah informasi.

Sebagaimana kita ketahui, saat ini informasi apapun bisa didapatkan secara mudah.

Informasi kesehatan merupakan salah satu sumber masalah jika disampaikan oleh website yang kurang kredibel.

Berkat adanya algoritma Google Medic, pengguna awam tentu lebih terlindungi dari informasi menyesatkan seputar kesehatan, terlebih di tengah pandemi virus corona covid-19 seperti saat ini.

13. Algoritma Google BERT (2019)

Google BERT
Google BERT

Google BERT merupakan algoritma terbaru yang diperkenalkan pada akhir tahun 2019 silam.

Nama BERT sendiri dipilih karena algoritma ini menggunakan teknologi bernama Bidirectional Encoder Representations from Transformers, kemudian disingkat BERT.

Secara umum, Algoritma Google Bert mengembangkan hasil pencarian berdasarkan machine learning. Sehingga bisa memahami bahasa pengguna dan konteks berdasarkan kata kunci yang diinput.

Salah satu cara untuk bisa bersaing di era Google BERT adalah dengan memasukkan keyword sinonim. Selain itu, Anda juga bisa menjelaskan maksud konten sedetail mungkin.

Penutup

Nah, itulah penjelasan terkait macam-macam algoritma Google yang perlu diketahui.

Selain daftar di atas, sebenarnya masih ada beberapa algoritma lain yang sempat diperkenalkan oleh Google.

Misalnya, seperti Google Fred yang fokus untuk membasmi website dengan konten minim serta kebanyakan link affiliate.

Sebagai top 5 provider cloud hosting di Indonesia.

Qwords sendiri selalu berkomitmen untuk mendukung kesuksesan website Anda di mata Google, salah satunya dengan cara menghadirkan layanan hosting terbaik yang sudah dilengkapi teknologi LiteSpeed API sehingga kecepatan website menjadi lebih tinggi.

Selain itu, untuk meningkatkan keamanan dan ranking di halaman mesin pencari Anda bisa membeli SSL Certificate yang bisa didapatkan mulai dari Rp100 ribuan per tahun.

Semoga bermanfaat.

4 Replies to “Macam-Macam Algoritma Google Untuk Optimasi Website…”

  1. sumber artikel ini sangat bermanfaat sekali , ternyata banyak sekali macam macam algoritma google yang belum saya ketahui dengan membaca artikel ini membuka wawasan saya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *